Rabu, 02 September 2015

Suka Tanpa Cinta

Melukis adalah salah satu seni yang diperlombakan ditingkat kabupaten menjelang peringatan Hari Anak Nasional.

"Assalamu'alaikum". Ucap salam rizky masuk kedalam kelas XI Mipa.

Rizky menuju ke meja guru.

"Bu, saya perwakilan dari anggota forum anak sidoarjo (FAS), mohon untuk sekolah ini berpartisipasi dalam kegiatan lomba melukis dalam rangka memperingati hari anak nasional (HAN). Kami butuh murid siapa saja yang mau berpartisipasi dalam kegiatan ini". Ucap rizky pada bu yuyun.

"Ia, silahkan diumumkan pada anak-anak". Ucap bu yuyun.

Rizky berdiri di depan kelas.

"Saya perwakilan dari anggota forum anak sidoarjo ingin memberikan informasi bahwa sekarang ada kegiatan lomba melukis di taman tanjung puri, dalam rangka memperingati hari anak nasional. Kami butuh siapa saja yang mau berpartisipasi dalam kegitan ini". Ucap rizky mengumumkan kegiatan lomba.

Hening, murid kelas XI Mipa tidak ada yang ingin berpartisipasi. Terpaksa rizky menunjuk siapa saja meskipun mereka tidak bisa melukis.

"Ya, kalau tidak ada yang ingin berpartisipasi, kalau gitu saya yang menunjuk. Fazrin, sama nadia". Ucap rizky tegas.

"Loh, kik, kok gue? Gue kan gak bisa melukis kik...!!!". Kata fazrin geram.

"Udah, ikut aja, pasti seru kok". Ucap rizky memberi kepercayaan diri pada fazrin.

"Tapi kik,".

"Udah lah faz, sama aku, percaya deh kalo kamu bisa". Ucap nadia memotong pembicaraan fazrin.

"Iya nad, aku percaya kalo aku bisa". Ucap fazrin lesu.

Rizky adalah siswa SMA Unggala yang menjadi salah satu anggota forum anak sidoarjo, dia sebenarnya teman akrab fazrin. Maka dari itu rizky mencoba menguji kemampuan fazrin dalam melukis, karena fazrin hanya hoby menulis.

Fazrin dan nadia, mereka sudah berpacaran selama dua bulan terakhir. Dan tahukah kalian, bahwa mereka adalah pasangan paling romantis se-antero SMA Unggala.

Fazrin dan nadia berkemas untuk segera menuju ke taman tanjung puri. Fazrin dan nadia bersalaman dan mencium tangan bu yuyun untuk izin meninggalkan kelas.

"Bu, kami pamit untuk mengikuti lomba melukis". Ucap fazrin pada bu yuyun.

"Iya nak, semoga berhasil". Ucap bu yuyun sambil bersalaman dengan fazrin dan nadia.

Rizky, fazrin dan nadia turun dari kelas menuju ke halaman sekolah.

"Kik, kok dadakan sih lombanya?". Tanya nadia.

"Iya, soalnya ada kesalahan komunikasi". Jawab rizky. "Ya udah, sekarang fazrin sama nadia boncengan ke taman tanjung puri".

"Nadia, bantuin aku ya kalo lukisan ku nanti jelek". Ucap fazrin dengan kening mengerut.

"Iya fazrin, pasti. Kamu percaya diri dong, gak malu ya sama aku. Lukisan ku kan gak bagus-bagus juga". Ucap kalem nadia meyakinkan fazrin.

"Iya nadia, aku percaya diri kok, pasti aku nanti bisa melukis". Ucap bahagia fazrin.

"Woy, faz, buruan gih, nanti telat!". Teriak rizky yang sudah di depan gerbang sekolah.

"Iya kik, tungguin gue". Ucap fazrin menyalakan motor dan menyusul rizky.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, akhirnya mereka sampai di taman tanjung puri.

Mereka turun dari motor.

"Kok sepi kik?". Tanya fazrin.

"Kita telat dodol!". Jawab rizky dengan muka datar.

"Hehe. Jadi, kita melukis dimana kik?". Tanya fazrin lagi.

"Ikut gue sini". Jawab rizky sambil berjalan ke sebuah pendopo.

Setelah sampai di pendopo, mereka harus mengisi formulir.

"Nadia, fazrin, kalian isi formulir dulu". Ucap rizky.

"Siap kik". Jawab fazrin.

"Iya kik". Jawab kalem nadia.

Setelah mengisi formulir, rizky, fazrin dan nadia menuju ke teras pendopo, rizky mencarikan fazrin tempat yang pas untuk melukis.

"Ikut gue faz, ada tempat yang pas untuk lo sama nadia". Ucap rizky sambil mencarikan tempat. "Nah, disini aja faz, dekat dengan peralatan melukis".

"Makasih ya kik". Ucap fazrin.

"Oke. Kalau gitu, gue tinggal dulu ya faz". Ucap rizky meninggalkan fazrin dan nadia.

"Siap". Jawab fazrin.

"Eh, nad, punya ide buat aku nggak? Aku buntu nih". Ucap fazrin mengerutkan kening.

"Aduh faz. Emm, gini aja, kamu melukis seorang anak yang membawa bendera indonesia, terus kamu kasih tulisan 'Kami Generasi Masa Depan Bangsa'". Ucap nadia memberikan imajinasinya kepada fazrin.

"Iya juga ya, makasih ya nadia". Ucap gembira fazrin.

"Iya, sama-sama". Jawab kalem nadia.

Tidak lama kemudian, si ketus rizky datang.

"Hai nad". Ucap rizky.

"Hai kik". Jawab nadia dengan suara lembut.

"Woy, kik, kok nadia yang elu sapa?". Kata fazrin nyolot.

"Lah, apa urusannya sama elu faz? Ya terserah gue dong, mau nyapa siapa dulu". Jawab rizky watados.

"Halah, terserah elu deh". Ucap fazrin mengalah.

Rizky pindah duduk disamping fazrin.

"Faz, lihat anak itu, cakep kan?, blasteran arab-indonesia. Haha". Ucap rizky menggoda fazrin.

Fazrin menoleh ke arah anak yang ditunjuk rizky.

"Widiiih..., cakep bener kik". Ucap fazrin memasang wajah playboy.

Nadia tidak mendengar apa yang dikatakan fazrin, karena dia fokus pada lukisannya.

"Lebih cakepan dia kan faz daripada nadia". Ucap rizky menggoda fazrin.

"Iya kik, cakep amat". *jeda sebentar* "Eh eh, apaan sih lu kik, gue milih setia sama nadia aja. Gue sudah nyaman dengannya". Ucap fazrin mulai sadar dari godaan rizky.

"Alah, lu sok sok an pakek nolak cewek cakep aja faz". Ucap rizky ketus.

"Ya elah kik, gue kan tipe orang setia kik, gak mudah jatuh cinta sama orang yang belum kenal betul sama gue". Ucap fazrin tegas.

"Terserah lu faz". Ucap rizky meninggalkan fazrin.

Satu jam berlalu, waktu melukis telah habis.

"Anak-anak, waktu melukis sudah habis, sekarang kumpulkan lukisan kalian ke depan". Kata panitia.

Sambil menunggu keputusan juri mengambil juara melukis, fazrin memperhatikan anak blasteran itu.

"Ciyee..., fazrin auto fokusnya kemana?". Gurau nadia. Sebenarnya cemburu pada fazrin.

"Emm, enggak kok nad, aku suka aja sama anak itu, soalnya waktu aku gak sengaja lihat lukisannya tadi, lukisannya bagus banget". Ucap fazrin.

"Owallah, kamu gak jatuh cinta kan faz sama dia?". Tanya nadia memastikan bahwa fazrin benar-benar tidak ada rasa apapun kepada anak itu selain suka dengan karyanya.

"Enggak nadia..., tapi aku cuma suka karyanya". Ucap fazrin memastikan nadia bahwa dirinya benar-benar tidak ada perasaan pada anak blasteran itu.

"Owallah, syukurlah. Fazrin, aku sayang kamu". Ucap kalem nadia.

"Iya nad, aku juga sayang sama kamu". Ucap fazrin dengan senyum.

"Ya, anak-anak, juri sudah memutuskan untuk juara satu, dua, dan tiga untuk lomba melukis". Ucap panitia mengumumkan juara lomba. "Untuk juara tiga, selamat untuk yunita..., siswi dari SMAN 2 Sidoarjo. Beri applause untuk yunita...".

Siswa-siswi yang mengikuti lomba memberikan applause kepada pemenang.

"Untuk juara dua, selamat untuk andre..., siswa dari SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo".

"Dan untuk juara pertama, selamat untuk..., jamilah dari SMAN 1 Sidoarjo..., Beri applause yang meriah untuk siswi berbakat ini". Ucap panitia dengan suara meriah.

"Tuh kan nad, bener kata ku. Dia memang berbakat dalam bidang melukis". Ucap fazrin sambil memberi applause.

"Iya faz". Kata nadia lesu.

Fazrin menoleh ke nadia.

"Nadia, kamu cemburu ya?". Tanya fazrin.

"Iya faz, aku cemburu soalnya daritadi kamu membicarakan dia". Jawab nadia lesu.

"Nad, aku jelasin ya.., suka sama cinta itu beda. Suka, itu hanya sekedar. Contohnya aku ini. Aku hanya sekedar suka dengan dia karena bakatnya. Nah, kalo cinta itu sebenarnya bisa juga untuk mencintai bakat orang lain, tapi lebih dari sekedar. Sekarang, aku itu cuma suka sama dia, tanpa cinta. Yang sebenarnya aku cintai itu kamu, bukan dia, percaya deh sama omongan ku". Fazrin meyakinkan nadia bahwa dirinya hanya suka pada jamilah.

"Iya faz, aku percaya sama kamu. Makasih ya faz, udah ngajarin aku bedanya suka sama cinta". Ucap nadia tersenyum.

"Iya nad, sama-sama. Sekarang kamu jangan sedih lagi ya". Ucap fazrin menyandarkan kepala nadia ke bahunya.