Rabu, 02 September 2015

Suka Tanpa Cinta

Melukis adalah salah satu seni yang diperlombakan ditingkat kabupaten menjelang peringatan Hari Anak Nasional.

"Assalamu'alaikum". Ucap salam rizky masuk kedalam kelas XI Mipa.

Rizky menuju ke meja guru.

"Bu, saya perwakilan dari anggota forum anak sidoarjo (FAS), mohon untuk sekolah ini berpartisipasi dalam kegiatan lomba melukis dalam rangka memperingati hari anak nasional (HAN). Kami butuh murid siapa saja yang mau berpartisipasi dalam kegiatan ini". Ucap rizky pada bu yuyun.

"Ia, silahkan diumumkan pada anak-anak". Ucap bu yuyun.

Rizky berdiri di depan kelas.

"Saya perwakilan dari anggota forum anak sidoarjo ingin memberikan informasi bahwa sekarang ada kegiatan lomba melukis di taman tanjung puri, dalam rangka memperingati hari anak nasional. Kami butuh siapa saja yang mau berpartisipasi dalam kegitan ini". Ucap rizky mengumumkan kegiatan lomba.

Hening, murid kelas XI Mipa tidak ada yang ingin berpartisipasi. Terpaksa rizky menunjuk siapa saja meskipun mereka tidak bisa melukis.

"Ya, kalau tidak ada yang ingin berpartisipasi, kalau gitu saya yang menunjuk. Fazrin, sama nadia". Ucap rizky tegas.

"Loh, kik, kok gue? Gue kan gak bisa melukis kik...!!!". Kata fazrin geram.

"Udah, ikut aja, pasti seru kok". Ucap rizky memberi kepercayaan diri pada fazrin.

"Tapi kik,".

"Udah lah faz, sama aku, percaya deh kalo kamu bisa". Ucap nadia memotong pembicaraan fazrin.

"Iya nad, aku percaya kalo aku bisa". Ucap fazrin lesu.

Rizky adalah siswa SMA Unggala yang menjadi salah satu anggota forum anak sidoarjo, dia sebenarnya teman akrab fazrin. Maka dari itu rizky mencoba menguji kemampuan fazrin dalam melukis, karena fazrin hanya hoby menulis.

Fazrin dan nadia, mereka sudah berpacaran selama dua bulan terakhir. Dan tahukah kalian, bahwa mereka adalah pasangan paling romantis se-antero SMA Unggala.

Fazrin dan nadia berkemas untuk segera menuju ke taman tanjung puri. Fazrin dan nadia bersalaman dan mencium tangan bu yuyun untuk izin meninggalkan kelas.

"Bu, kami pamit untuk mengikuti lomba melukis". Ucap fazrin pada bu yuyun.

"Iya nak, semoga berhasil". Ucap bu yuyun sambil bersalaman dengan fazrin dan nadia.

Rizky, fazrin dan nadia turun dari kelas menuju ke halaman sekolah.

"Kik, kok dadakan sih lombanya?". Tanya nadia.

"Iya, soalnya ada kesalahan komunikasi". Jawab rizky. "Ya udah, sekarang fazrin sama nadia boncengan ke taman tanjung puri".

"Nadia, bantuin aku ya kalo lukisan ku nanti jelek". Ucap fazrin dengan kening mengerut.

"Iya fazrin, pasti. Kamu percaya diri dong, gak malu ya sama aku. Lukisan ku kan gak bagus-bagus juga". Ucap kalem nadia meyakinkan fazrin.

"Iya nadia, aku percaya diri kok, pasti aku nanti bisa melukis". Ucap bahagia fazrin.

"Woy, faz, buruan gih, nanti telat!". Teriak rizky yang sudah di depan gerbang sekolah.

"Iya kik, tungguin gue". Ucap fazrin menyalakan motor dan menyusul rizky.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, akhirnya mereka sampai di taman tanjung puri.

Mereka turun dari motor.

"Kok sepi kik?". Tanya fazrin.

"Kita telat dodol!". Jawab rizky dengan muka datar.

"Hehe. Jadi, kita melukis dimana kik?". Tanya fazrin lagi.

"Ikut gue sini". Jawab rizky sambil berjalan ke sebuah pendopo.

Setelah sampai di pendopo, mereka harus mengisi formulir.

"Nadia, fazrin, kalian isi formulir dulu". Ucap rizky.

"Siap kik". Jawab fazrin.

"Iya kik". Jawab kalem nadia.

Setelah mengisi formulir, rizky, fazrin dan nadia menuju ke teras pendopo, rizky mencarikan fazrin tempat yang pas untuk melukis.

"Ikut gue faz, ada tempat yang pas untuk lo sama nadia". Ucap rizky sambil mencarikan tempat. "Nah, disini aja faz, dekat dengan peralatan melukis".

"Makasih ya kik". Ucap fazrin.

"Oke. Kalau gitu, gue tinggal dulu ya faz". Ucap rizky meninggalkan fazrin dan nadia.

"Siap". Jawab fazrin.

"Eh, nad, punya ide buat aku nggak? Aku buntu nih". Ucap fazrin mengerutkan kening.

"Aduh faz. Emm, gini aja, kamu melukis seorang anak yang membawa bendera indonesia, terus kamu kasih tulisan 'Kami Generasi Masa Depan Bangsa'". Ucap nadia memberikan imajinasinya kepada fazrin.

"Iya juga ya, makasih ya nadia". Ucap gembira fazrin.

"Iya, sama-sama". Jawab kalem nadia.

Tidak lama kemudian, si ketus rizky datang.

"Hai nad". Ucap rizky.

"Hai kik". Jawab nadia dengan suara lembut.

"Woy, kik, kok nadia yang elu sapa?". Kata fazrin nyolot.

"Lah, apa urusannya sama elu faz? Ya terserah gue dong, mau nyapa siapa dulu". Jawab rizky watados.

"Halah, terserah elu deh". Ucap fazrin mengalah.

Rizky pindah duduk disamping fazrin.

"Faz, lihat anak itu, cakep kan?, blasteran arab-indonesia. Haha". Ucap rizky menggoda fazrin.

Fazrin menoleh ke arah anak yang ditunjuk rizky.

"Widiiih..., cakep bener kik". Ucap fazrin memasang wajah playboy.

Nadia tidak mendengar apa yang dikatakan fazrin, karena dia fokus pada lukisannya.

"Lebih cakepan dia kan faz daripada nadia". Ucap rizky menggoda fazrin.

"Iya kik, cakep amat". *jeda sebentar* "Eh eh, apaan sih lu kik, gue milih setia sama nadia aja. Gue sudah nyaman dengannya". Ucap fazrin mulai sadar dari godaan rizky.

"Alah, lu sok sok an pakek nolak cewek cakep aja faz". Ucap rizky ketus.

"Ya elah kik, gue kan tipe orang setia kik, gak mudah jatuh cinta sama orang yang belum kenal betul sama gue". Ucap fazrin tegas.

"Terserah lu faz". Ucap rizky meninggalkan fazrin.

Satu jam berlalu, waktu melukis telah habis.

"Anak-anak, waktu melukis sudah habis, sekarang kumpulkan lukisan kalian ke depan". Kata panitia.

Sambil menunggu keputusan juri mengambil juara melukis, fazrin memperhatikan anak blasteran itu.

"Ciyee..., fazrin auto fokusnya kemana?". Gurau nadia. Sebenarnya cemburu pada fazrin.

"Emm, enggak kok nad, aku suka aja sama anak itu, soalnya waktu aku gak sengaja lihat lukisannya tadi, lukisannya bagus banget". Ucap fazrin.

"Owallah, kamu gak jatuh cinta kan faz sama dia?". Tanya nadia memastikan bahwa fazrin benar-benar tidak ada rasa apapun kepada anak itu selain suka dengan karyanya.

"Enggak nadia..., tapi aku cuma suka karyanya". Ucap fazrin memastikan nadia bahwa dirinya benar-benar tidak ada perasaan pada anak blasteran itu.

"Owallah, syukurlah. Fazrin, aku sayang kamu". Ucap kalem nadia.

"Iya nad, aku juga sayang sama kamu". Ucap fazrin dengan senyum.

"Ya, anak-anak, juri sudah memutuskan untuk juara satu, dua, dan tiga untuk lomba melukis". Ucap panitia mengumumkan juara lomba. "Untuk juara tiga, selamat untuk yunita..., siswi dari SMAN 2 Sidoarjo. Beri applause untuk yunita...".

Siswa-siswi yang mengikuti lomba memberikan applause kepada pemenang.

"Untuk juara dua, selamat untuk andre..., siswa dari SMA Hang Tuah 5 Sidoarjo".

"Dan untuk juara pertama, selamat untuk..., jamilah dari SMAN 1 Sidoarjo..., Beri applause yang meriah untuk siswi berbakat ini". Ucap panitia dengan suara meriah.

"Tuh kan nad, bener kata ku. Dia memang berbakat dalam bidang melukis". Ucap fazrin sambil memberi applause.

"Iya faz". Kata nadia lesu.

Fazrin menoleh ke nadia.

"Nadia, kamu cemburu ya?". Tanya fazrin.

"Iya faz, aku cemburu soalnya daritadi kamu membicarakan dia". Jawab nadia lesu.

"Nad, aku jelasin ya.., suka sama cinta itu beda. Suka, itu hanya sekedar. Contohnya aku ini. Aku hanya sekedar suka dengan dia karena bakatnya. Nah, kalo cinta itu sebenarnya bisa juga untuk mencintai bakat orang lain, tapi lebih dari sekedar. Sekarang, aku itu cuma suka sama dia, tanpa cinta. Yang sebenarnya aku cintai itu kamu, bukan dia, percaya deh sama omongan ku". Fazrin meyakinkan nadia bahwa dirinya hanya suka pada jamilah.

"Iya faz, aku percaya sama kamu. Makasih ya faz, udah ngajarin aku bedanya suka sama cinta". Ucap nadia tersenyum.

"Iya nad, sama-sama. Sekarang kamu jangan sedih lagi ya". Ucap fazrin menyandarkan kepala nadia ke bahunya.

Minggu, 30 Agustus 2015

Love Is An Art

Satu kelas bersama anak-anak nakal di SMA Unggala Sidoarjo, tiga sahabat ini sering kali tidak bisa konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran. Fazrin, novita, dan zia, satu anak laki-laki dan dua anak perempuan. Mereka sudah akrab sejak masih duduk di bangku SMP.

Seperti hari-hari senin sebelumnya, seusai upacara bendera, kelas mereka langsung masuk pada pelajaran matematika.

"Selamat pagi anak-anak". Ucap bu yeni.

"Selamat pagi bu". Jawab serentak murid sekelas.

"Anak-anak, buka buku matematika halaman 67, kerjakan semua soal dengan benar. Sementara kalian mengerjakan soal, ibu tinggal sebentar. Dan ingat, jangan membuat kelas menjadi gaduh!!!"

"Baik bu".

Fazrin duduk di bangku paling depan, sedangkan kedua sahabat perempuannya duduk tepat di belakangnya.

"Fazrin, kerjakan punya gue!". Kata boby membentak dan melempar buku tulisnya ke meja fazrin.

"Punya gue juga ya, awas kalo gak selesai!". Disusul oleh kedua teman boby.

"Ayo kita keluar". Kata boby pada kedua temannya.

Baru akan keluar kelas, ibu yeni kembali dengan seorang anak perempuan yang cantik, polos, manis, berkacamata, rambutnya panjang, dan anggun jika ia berjalan, ditambah lagi pipi yang merah karena sedikit malu dengan teman-teman barunya.

"Baik nadia, perkenalan diri kamu". Ucap bu yeni.

"Pagi teman-teman, nama ku nadia, aku murid baru disini, aku pindah dari Bandung ke Sidoarjo karena ayah ku bekerja disini. Aku tinggal di kompleks perumahan Grand Riscon. Aku harap kalian mau berteman dengan aku". Ucap bibir manisnya dan suara yang lembut membuat fazrin tidak sadar diri bahwa daritadi dia memperhatikan wajah eloknya.

Setelah memperkenalkan dirinya, nadia disuruh duduk oleh guru pengajar.

"Baik nadia, sekarang kamu boleh duduk di kursi tengah yang kosong itu".

"Baik bu".

Nadia namanya, nama yang pas untuk anak seanggun dia.

Ketika nadia berjalan menuju tempat duduknya, kakinya tersandung meja tempat duduk fazrin.

"Aduh". Jerit halus nadia tersungkur ke lantai.

Fazrin mencoba menolong.

"Kamu nggak apa-apa?. Ini kacamata kamu". Fazrin memberikan kacamatanya yang jatuh.

"Nggak apa-apa, makasih ya". Ucap nadia.

"Iya, sama-sama". Balas fazrin.

"Hhhuuuu... Modus lu faz, modus, belagak jadi pahlawan lagi. Gua tabok baru tau rasa lu!". Ocehan boby dan kedua temannya.

Nadia kembali berjalan kearah tempat duduknya. Apalagi yang dilakukan boby cs ketika melihat perempuan cantik, kalau tidak menggodainya.

"Cewek..., minta pin bb nya dong". Kata usil boby cs.

Tetapi nadia tidak mendengarkannya, ia memilih fokus untuk mengerjakan soal matematika.

"Cuek amat, tengok belakang dong. Hihi". Boby cs tidak berhenti menggodainya.

Fazrin berpikir dua kali didalam hatinya.

"Aku paham betul kenapa nadia lebih memilih untuk tetap diam/tidak bertindak apapun terhadap ocehan boby cs, mungkin nadia tidak bisa marah, karena dia adalah gadis polos dan pendiam, sayang jika kepolosan dan diamnya dicampuri dengan sifat pemarah. Tapi, kenapa nadia anak yang begitu polos dan pendiam memilih untuk belajar disekolah ini?, sedangkan disini murid-muridnya banyak yang nakal dan tidak mematuhi tata tertib sekolah. Aku sendiri memilih belajar disini karena dua hal, yang pertama karena ada dua sahabat perempuan ku, zia, dan novita, anak yang paling baik diantara anak-anak yang pernah ku kenal. Kedua, aku selalu dibuat tersenyum sendiri oleh tingkah konyol mereka".

"Kring..." Bel istirahat sekolah berbunyi, seperti biasa, fazrin, zia dan novita selalu melakukan hal konyol di depan kelas.

"Zi, hal konyol apalagi yang akan kamu lakukan dengan novita? Haha.." Ucap fazrin.

"Eh, tiap hari kita melakukan hal konyol, tapi elu cuma liat sambil ketawa jahat doang. Sini lu, ngelawak di depan gue!, kalo gue gak ketawa, jangan harap kita mau ngelawak di depan lu lagi!". Bentak novita, namun hanya bercanda.

"Mampus gue, gue kan gak lucu. Mending gue ke toilet dulu aja kali ya". Kata fazrin dalam hati dengan muka jahatnya.

"Eh, zi, nov, gue ke toilet dulu ya, perut gue sakit banget nih. Aduh..". Kata fazrin sambil pura-pura nahan sakit.

"Eh.., gue jadi punya ide nih. Gimana kalo elu mau ke toilet, elu harus ngelawak dulu, sampai kita sakit perut juga gara-gara tertawa. Elu gak boleh ke toilet, sebelum kita ketawa ngakak!". Kata zia dengan muka jahat.

Fazrin mencari ide lain untuk tidak jadi melawak di depan kedua sahabatnya. Sambil mencari ide, fazrin melihat nadia dari kaca bening kelasnya.

"Eh, zi, nov, kasian tuh nadia, ajakin main kesini. Dia kan murid baru, kasian kalo nggak ada teman mainnya". Kata fazrin dengan ide uniknya.

"Kenapa kita? Elu aja sana, samperin". Kata novita.

"Elah..., gue malu nov, gara-gara kejadian tadi pagi. Apalagi boby cs nyorakin gue, pede gue ilang begitu saja rasanya". Ucap fazrin dengan muka datar.

"Yaudah lah, yuk zi, kita samperin. Elu juga harus ikut faz!". Kata novita sambil menarik tangan zia untuk ikut bersamanya.

Ketika zia dan novita masuk kedalam kelas, fazrin pergi ke kantin tanpa mereka ketahui.

"Hai nadia, main bareng yuk, biar kamu ada temennya". Novita mengajak nadia untuk bergabung bersamanya.

"Emm, tapi aku masih malu sama kalian, soalnya aku anak baru disini. Selain itu, aku juga harus pintar-pintar mencari teman. Disini beda, banyak anak nakal yang suka godain aku". Ucap nadia dengan sedikit malu.

"Ohh, gitu". Novita menoleh ke belakang. "Fazrin kemana zi? Kok gak nyusul?".

"Ke toilet kali nov". Jawab zia.

"Eh iya, ngomong-ngomong kita belum kenalan kan. Kenalin, aku nadia". Kata nadia sambil mengangkat tangan untuk bersalaman.

"Oh iya, aku lupa kalo kita belum kenalan. Aku novita". Kata novita bersalaman dengan nadia.

"Aku zia". Kata zia bersalaman dengan nadia.

"Nadia, kalau boleh tau, sebenarnya kenapa kamu ingin sekolah disini? Sedangkan, disini anaknya nakal-nakal". Tanya zia pada nadia.

"Aku sekolah disini karena kantor ayah ku dekat dengan sekolah ini, agar aku bisa berangkat sekolah bersama ayah. Jika aku boleh memilih sekolah, aku sebenarnya tidak ingin sekolah disini". Ucap nadia. "Oh iya, teman kalian tadi namanya siapa? Dia sepertinya anak yang baik".

"Oh, dia namanya fazrin, dia memang baik, bisa dibilang dia anak paling baik disini. Tapi dia sering di bully sama boby cs, sering disuruh nulis pr nya". Ucap novita.

"Kasihan ya fazrin, pasti dia nggak nyaman sekolah disini". Kata polos nadia.

"Iya, semua gara-gara ulah boby cs". Ucap zia.

"Eh nadia, kita ke kantin yuk, sekalian biar kamu cepat beradaptasi disekolah ini". Ucap novita.

"Bukannya aku nggak mau, aku kan tadi sudah bilang, kalo aku masih malu sekolah disini, lagi pula aku juga belum akrab betul sama kalian. Kalian kalau pengen ke kantin, kalian pergi saja, aku mau baca buku dikelas". Ucap nadia.

"Ya udah kalo gitu, kita pergi ke kantin dulu ya nad". Ucap novita.

"Iya". Balasnya dengan sedikit malu.

Sewaktu zia dan novita berada di kantin, fazrin melihat mereka hanya berdua saja. Fazrin menghampiri mereka dan bertanya kenapa nadia tidak ikut ke kantin.

"Zi, nov, kok nadia nggak bersama kalian? Kemana dia?". Tanya fazrin.

"Alah, elu lagi elu lagi faz. Nadia masih malu untuk keluar kelas, karena dia anak baru disini. Dia memilih untuk membaca buku dikelas. Dia juga harus pintar-pintar mencari teman, karena disini anaknya banyak yang nakal". Jawab novita.

"Ohh, nadia anak yang baik ya". Kata fazrin sedikit tidak sadar diri.

"Hah? Maksudnya?". Tanya zia kebingungan.

"Emm, eh enggak, nggak papa kok. Ya dia baik aja, biasanya anak yang baik kan bisa milih teman yang baik juga. Contoh sempurna teman baik adalah 'Aku'. Hehe". Jawab fazrin denga pedenya.

"Pede banget sih faz!!!". Kata novita.

"Jangan bilang pede banget deh nov, kalian mau berteman dengan aku gara-gara aku anaknya baik, ya kan". Kata fazrin dengan muka datar.

"Iya, tapi kita lebih baik dari elu. Ingat ya!". Ucap novita

"Serah deh, serah". Balas fazrin.

"Kring..." Bel istirahat telah selesai, sekarang mereka kembali kedalam kelas.

Tanpa di sadari, fazrin melihat nadia sedang membaca buku, namun boby cs tetap saja mengganggu nadia dari belakang.

"Cewek..., kita kan belum kenalan, boleh dong kita kenalan". Kata boby mengusili nadia. "Nama aku boby, anak paling tampan disekolah ini".

"Aku, aku andre, temannya boby, anak paling ganteng kedua disekolah ini setelah boby".

"Apaan sih lu ndre. Nadia, kenalin, aku wibi, anak paling penyayang wanita disekolah ini".

"Alah, elu kan playboy". Kata andre nyolot.

"Idih, sirik lu ye". Ucap wibi.

Nadia adalah anak pendiam, cerdas, dan polos, meskipun boby cs usil dibelakangnya, nadia tetap saja lebih fokus ke bukunya.

Tanpa disadari juga, fazrin tidak sadar kalau zia dan novita memanggilnya.

"Faz". "Fazrin". " Fazrin!"

"Hah?". Sontak fazrin terbangun dari alam melamunnya. "Apaan sih lu, ngagetin aja".

"Elah, dari tadi di panggil, tapi gak dihiraukan". Kata zia.

"Kenapa sih?". Tanya fazrin.

"Lagi ngelamun nadia ya?, ciye ciye". Kata gombal zia.

"Buruan gih PDKT, terus pacaran. Hihi". Ucap novita.

"Ya gak mungkin lah aku pacaran sama dia. Dia gak cocok sama aku. Apa iya aku pacaran sama anak yang pendiam sedangkan aku anak yang bertingkah konyol setiap harinya. Apa aku tidak mengganggu kebiasaan membaca bukunya semisal aku pacaran dengannya". Fazrin berpikir dua kali untuk hal ini.

"Negatif thinking mulu, coba aja, kali aja jodoh. Hehe". Jawab zia.

"Kring..." Bel pulang sekolah berbunyi. Fazrin, zia dan novita pulang dengan berjalan kaki. Ketika mereka sampai dipintu gerbang sekolah, mereka melihat nadia sedang menunggu jemputan.

"Eh faz, nadia nunggu jemputan tuh, kayaknya gak ada yang jemput deh. Sana gih, ajakin pulang bareng". Kata zia.

"Gila ya, gue malu dodol!". Balas fazrin.

"Nov, kita ajak pulang bareng yuk, kasian". Ucap zia.

"Yuk zi". Balas novita.

Zia dan novita berlari ke arah nadia.

"Nadia, pulang bareng yuk". Kata zia.

"Zia, novita. Naik apa?". Tanya nadia dengan suara yang lembut.

"Em, jalan kaki. Kompleks kita kan dekat sama sekolah". Jawab zia.

"Em, Boleh". Ucap nadia.

Fazrin hanya diam selama perjalanan pulang.

"Faz, dari tadi diam mulu, kenapa?". Tanya zia.

"Ngga papa kok zi, cuma sakit kepala aja". Jawab fazrin.

"Sakit kepala apa malu sama nadia faz?. Hehe". Novita mulai berkata gombal.

"Apaan sih nov". Kata fazrin dengan nadia secara bersamaan.

"Ciyee barengan ciye ngomongnya, jangan-jangan... Hehe". Novita mulai ngeledek mereka berdua.

"Udah nov, gue badmood". Kata fazrin

Mereka akhirnya sampai dirumah. Malam menjelang tidur, fazrin berpikir andai kata kedua sahabatnya tadi benar-benar terjadi, mungkin nadia akan malas membaca buku.

"Kenapa mata sulit dipejamkan sih, apa gara-gara kepikiran kata zia dan novita ya. Tapi andai jika itu terjadi, pasti nadia jarang membaca buku".

Seiring malam larut, fazrin mulai kelelahan dan akhirnya ketiduran.

Satu bulan berlalu, nadia sudah mulai nyaman bermain dengan tiga sahabat barunya. Meskipun nadia masih ada rasa malu dengan fazrin.

"Zia, novita. Kalian sama fazrin adalah teman terbaik ku disini. Aku sudah mulai nyaman dengan kalian. Tingkah lucu kalian adalah semangat sekolah ku disini". Ucap nadia dengan penuh perasaan.

"Iya nad, kamu juga begitu, kami sudah menganggap kamu seperti saudara kami sendiri". Balas zia.

"Makasih ya zi, nov. Tapi ngomong-ngomong, fazrin kemana? Kok daritadi aku nggak lihat". Tanya nadia.

"Ke kantin kali". Jawab zia.

"Nadia. Boleh nanya gak?". Ucap novita.

"Boleh nov, nanya apa?". Balas nadia.

"Jujur ya, sebenarnya kamu ada perasaan sayang sama fazrin ya?". Tanya novita.

"Emm, iya ada. Fazrin adalah anak yang polos serta konyol yang selalu membuat aku tertawa dan membuat hidup ku tidak merasa bosan. Fazrin juga anak yang sabar, cerdas dan cerdik". Kata nadia mengungkapkan perasaannya.

"Iya nad, kamu benar, kamu tau semua tentang fazrin. Fazrin memang anak yang pantang menyerah, dia mempunyai tekad tinggi untuk mengejar cita-citanya". Ucap novita. "Tapi nad, fazrin masih berpikir dua kali. Apakah kamu akan tetap menjadi anak polos yang rajin membaca buku, atau justru kamu menjadi malas karenanya. Fazrin tidak ingin itu terjadi jikalau kamu pacaran dengannya".

"Ya ampun nov, ternyata fazrin selama ini peduli dengan kebiasaan ku?. Aku tidak berpikir sampai sejauh itu". Ucap nadia.

"Iya nad. Fazrin kalau mau serius, dia bakalan serius. Fazrin nggak mau usahanya jadi sia-sia". Jelas novita.

"Iya nov, zi. Aku hargai semua kepedulian fazrin terhadap kebiasaan ku". Kata nadia terharu.

"Kring..." Bel pulang sekolah berbunyi. Fazrin, zia, novita dan nadia keluar menuju gerbang.

"Nadia, kamu dijemput apa pulang bareng kita?". Tanya zia.

"Aku sudah dijemput kok zi. Itu mobil ayah ku. Aku pulang dulu ya. Kalian hati-hati dijalan". Ucap nadia meninggalkan sahabatnya.

"Iya nad, kamu juga hati-hati ya". Ucap zia.

Fazrin, zia dan novita pulang jalan kaki bersama-sama sambil bercerita.

"Faz, sampai kapan elu kayak gini sama nadia?". Tanya novita.

"Entahlah nov, aku masih belum yakin". Jawab fazrin dengan muka murung.

"Kasian nadia faz". Kata zia.

"Maksud lu zi?". Fazrin keheranan.

"Ya kasian nadia aja. Dia sayang sama elu faz, elu itu dinilai dia sebagai anak yang polos serta konyol yang selalu membuat dia tertawa dan hidupnya menjadi tidak terasa membosankan. Elu juga dinilai sebagai anak yang sabar, cerdas dan cerdik". Zia menjelaskan semua yang ia dan novita bicarakan dengan nadia.

"Satu lagi faz, dia menghargai atas kepedulian mu tentang kebiasaan nadia membaca buku". Ucap novita.

"Serius nov? zi?. Baiklah, aku akan segera jadian dengan nadia". Ucap gembira fazrin.

"Ciyee, jangan lupa cari cara paling romantis buat nembak nadia ya faz. Hehe". Gurau novita.

*esok harinya*

Mereka berempat tetaplah sahabat sejati, mereka bermain seperti biasa meskipun nadia dan fazrin saling menyembunyikan rasa sayang.

"Zi, nov, pulang sekolah ikut gue ya". Ucap fazrin.

"Kemana faz?". Tanya zia.

"Gak kemana-mana kok, gue mau ngomong sama kalian". Jawab fazrin.

"Kok nadia gak diajak faz?". Tanya novita.

"Emm, gue cuma pengen ngomong sama kalian aja". Ucap fazrin. "Nadia, maaf ya aku nggak bisa ngajak kamu".

"Iya faz, nggak papa kok". Ucap kalem nadia.

"Kring..." Bel pulang sekolah berbunyi. Fazrin, zia, novita dan nadia keluar menuju gerbang sekolah.

"Faz, zi, nov, aku pulang duluan ya, kalian hati-hati di jalan". Ucap nadia.

"Iya nad, kamu juga hati-hati ya". Balas fazrin.

"Ciyee, tumben lu yang ngomong faz. Hehe". Gurau zia ketika nadia menuju mobilnya.

Fazrin, zia dan novita melanjutkan perjalanan pulang. Di perjalanan mereka membicarakan hal-hal tentang fazrin dan nadia.

"Jadi gimana faz rencana mu buat nembak nadia?". Tanya zia.

"Entah lah zi, gue masih bingung. Gue bingung mau bilang apa ke nadia nanti". Jawab fazrin murung.

"Elah faz, positive thinking aja, gue yakin, nadia pasti mau sama lo apa adanya". Kata zia meyakinkan fazrin.

"Iya zi, gue coba cari cara ngungkapin perasaan gue ke nadia dengan cara paling romantis". Ucap fazrin.

Fazrin, zia dan novita akhirnya sampai dirumah.

"Nov, zi, gue pulang dulu ya". Kata fazrin.

"Iya faz, jangan lupa cari cara paling romantis ya". Gurau novita.

"Jangan kelamaan nggantung perasaann nadia ya faz. Hehe". Ucap zia bergurau.

"Alah, apaan sih kalian ini. Pulang sana gih". Ucap fazrin dengan muka datar.

Fazrin masuk kedalam rumah, ganti baju dan keluar lagi melamun didepan rumah memikirkan cara paling romantis untuk mengungkapkan perasaanya kepada nadia nanti.

"Gimana ya cara paling romantis buat ngungkapin perasaan gue ke nadia. Serius, gue bingung banget hari ini". Kata fazrin mengeluh.

Fazrin melihat dua burung merpati diatas pohon. Fazrin sadar, bahwa dirinya hoby bermain seni melipat kertas. Dari sini, fazrin mengambil ide cara untuk mengunngkapkan perasaannya pada nadia.

Malam itu, fazrin memanggil zia dan novita untuk membantu dirinya membuat seratus burung kertas. Burung-burung itu ibaratkan burung merpati dimana selama seumur hidupnya cuma memiliki satu pasangan hidup.

"Nov, zi, bantuin gue, tolong". Ucap fazrin memohon.

"Tolong apa faz?". Tanya novita.

"Tolong bantuin gue melipat seratus burung kertas". Jawab fazrin.

"Buat apa faz?". Tanya novita kembali.

"Elu lupa ya nov, besok gue mau ngungkapin perasaan gue ke nadia". Jawab fazrin.

"Ciyee...". Kata zia dan novita.

"Ya udah nov, kita bantu aja, kasian tuh sahabat kita. Haha". Gurau zia.

"Iya zi". Ucap novita. "Yuk faz, kita kerumah lu".

Mereka pergi kerumah fazrin.

"Jadi gini zi, nov. Burung-burung kertas ini aku ibaratkan sebagai burung merpati. Dimana burung merpati selama seumur hidupnya hanya memiliki satu pasangan hidup". Ucap fazrin.

"Keren lu faz. Hoby lu bisa jadi ide lu". Ucap zia.

"Ya ya lah zi, secara gue kan anak jenius. Hehe". Gurau faz.

Setelah cukup lama, dan malam sudah larut, akhirnya mereka selesai membuat seratus burung kertas.

"Akhirnya kelar juga kerjaan kita zi, nov". Ucap bahagia fazrin.

"Iya faz, gue juga udah ngantuk nih". Ucap novita.

"Gue juga nov". Ucap zia.

"Faz, jadi besok gimana rencana lu?". Tanya novita.

"Besok simple aja ya zi, nov. Elu cukup mengajak nadia ke taman, setelah itu kalian pergi ke lantai atas dan sudah siap dengan seratus burug kertas. Setelah kalian sampai diatas, gue datang menghampiri nadia. Pada puncaknya, gue nyatain perasaan cinta gue ke nadia sambil kalian menghujani kami dengan burung kertas". Fazrin menjelaskan rencananya.

"Baiklah faz, kita mengerti". Ucap novita.

"Ya udah faz, kalo gitu, kita pulang dulu ya". Ucap zia.

"Iya zi, nov. Makasih ya kalian sudah mau bantuin gue. Ati-ati kalo pulang". Ucap fazrin.

"Oke faz, sampai ketemu besok".

"Siap". Balas fazrin.

*esok harinya*

"Kring..." Bel pulang sekolah berbunyi. Zia, novita dan nadia keluar kelas.

"Emm, nadia, ikut kita ke halaman depan sekolah yuk". Ucap novita.

"Ada apa ya nov?". Tanya kalem nadia.

"Udah nad, ikut aja, kita nggak ngapa ngapain kok". Ucap zia dengan wajah ceria.

Setelah sampai dihalaman sekolah, zia dan novita meninggalkan nadia seorang diri.

"Aduh zi, buku ku ketinggalan di kelas". Ucap novita hanya beralasan ingin meninggalkan nadia. "Zi, ikut aku yuk".

"Emm, ayo nov kalo gitu". Ucap zia. "Emm, nadia, kamu tunggu di ayunan ini sebentar ya, aku mau ikut novita mengambil buku diatas".

"Baiklah zia". Ucap suara lembut nadia.

Ketika novita dan zia sudah sampai diatas dan siap dengan burung kertas mereka, fazrin datang menghampiri nadia.

"Hai nad". Ucap kalem fazrin.

"Hai faz". Balas nadia.

"Kamu ngapain duduk diayunan sendiri nad?". Tanya fazrin pura-pura tidak tau.

"Emm, lagi nunggu zia dan novita faz, mereka mengambil buku mereka yang ketinggalan". Jawab nadia kalem.

"Nadia, aku boleh ngomong gak?". Ucap fazrin.

"Boleh faz, mau ngomong apa?". Ucap nadia dengan suara yang sangat kalem, sehingga membangkitkan kepercaya dirian fazrin untuk mengungkapkan perasaannya.

"Nadia, sebenarnya aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu. Waktu pertama kali kamu perkenalan di depan kelas, aku sudah bisa melihat kamu orangnya bagaimana. Kamu orangnya cantik, baik, kalem, polos, dan juga pintar". Ucap fazrin dengan dihujani burung kertas oleh kedua sahabatnya.

Nadia menengok ke atas, bahwa ia tidak menyangka fazrin akan merencanakan ini semua. Nadia terpukau sehingga tidak bisa mengucapkan kata-kata lagi dari bibirnya.

"Nadia". Ucap fazrin

Nadia kembali fokus kepada fazrin.

"Sangat sulit mencari orang seperti mu, orang yang sangat mulia hatinya. Aku ingin menjaga hati orang yang seperti mu, aku ingin mencintai orang seperti mu. Karena bagi ku, mencintai mu adalah seni abstrak unik yang ada dan satu-satunya didunia, yang tak bisa dibeli oleh lembaran dolar sekalipun". Ucap fazrin mengungkapkan seluruh perasaannya kepada nadia.

"Nadia, burung-burung kertas ini aku ibaratkan sebagai burung merpati, dimana burung merpati hanya mempunyai satu pasangan dalam seumur hidupnya. Dan warna-warni dari burung ini, adalah warna dimana kita akan menjalani kisah cinta kita nanti". Ucap fazrin hingga nadia terharu.

"Fazrin, aku menghargai semua usaha mu ini. Maaf jika aku tidak bisa bicara banyak kata, karena aku sangat terharu akan usaha mu ini". Nadia berdiri. "Fazrin, aku cinta kamu". Kata nadia dengan terharu dan memeluk fazrin.

Fazrin memeluk nadia kembali, zia dan novita turun.

Fazrin, zia dan novita. Mereka adalah tiga sahabat akrab yang konyol, yang membuktikan bahwa kekonyolan bukan lah bahan untuk diejek orang, melainkan untuk menghibur orang lain, dan seiring berjalannya waktu, orang-orang akan tertarik dengan kekonyolannya.

Rabu, 29 Juli 2015

Perjalanan Ghaib 2: Dunia Sudah Tua

[Kiamat adalah hari akhir zaman, dan sebelum kiamat terjadi, banyak hal yang terjadi terlebih dahulu yang menandakan kiamat sudah dekat.

Apakah kita sudah melihat tanda-tanda itu? Tentu sudah. Namun kita tidak menghiraukannya, karena itu hal biasa bagi kita, hal biasa dalam kehidupan kita, bahkan {saya minta maaf} bisa saja ulah kita yang menjadi tanda-tanda kiamat itu sendiri.

Tapi, tahukah kita, bahwa tanda-tanda itu tidak cukup untuk membuat (sebagian orang) kita 'kembali' ke jalan yang benar?.

Insya allah ini sedikit pesan dari Allah SWT melalui mimpi saya, yang saya juluki 'Perjalanan Ghaib'.]

------------------------------------

Malam itu aku seperti ada di 3 kota sekaligus. Tapi menurut ku itu bukan waktu malam hari, melainkan itu menggambarkan betapa suramnya dunia kita saat ini.

Aku menatap langit gelap, disana awan berbentuk 'Segitiga (Dajjal)'.

"Apakah ini yang namanya 'Segitiga (Dajjal)'?" Ucap ku dalam hati.
"Tapi kenapa hal ini terjadi?"

Aku kemudian membaca berita di sosial media, bahwa kota kelahiran ku akan hancur, tanah akan meletus melenyapkannya. Tapi pikir ku itu hanyalah ucapan manusia saja (seperti ramalan kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012 lalu), yang tidak tahu kapan akhir zaman akan terjadi.

Sesaat setelah itu, aku beralih pandangan. Aku melihat salah satu teman ku.

"Diatas sungai banyak asap (awan), berarti itu tandanya sungai sedang surut" kata teman ku memandang sungai dari jarak jauh.

Aku menoleh ke arah sungai, aku kenal nama sungai itu, tapi aku diam saja.

[Dan bukankah 'Sungai surut' juga pertanda bahwa bumi kita mengalami tanda-tanda akhir zaman?. Dan bagaimana dengan asap (awan)nya? Bukankah itu sebenarnya kabut selama 40 hari yang akan memusnahkan orang-orang yang benar-benar beriman?.]

Aku berjalan lagi, aku mengikuti teman ku, dan kali ini aku memilih untuk pulang ke rumah.

Di depan rumah, aku melihat ke arah langit, itu seperti awan yang membentuk wajah manusia, tapi aku tidak mengenalnya, hal itu terjadi dua kali.

Kejadian awan membentuk wajah dilangit itu seperti yang terjadi dikota lain (saya lupa nama kotanya, namun dalam kehidupan nyata saya pernah melihat videonya) di dunia nyata.

Dan pada akhirnya, aku melihat awan menutupi bulan, seperti kabut tebal yang menyelimuti bumi selama 40 hari. Bulan menjadi merah, kemudian menguning lagi.

Dan setelah itu, bergoncanglah tanah diseluruh dunia, semua orang terlihat linglung, tidak ada jalan untuk melarikan diri.

Aku melihat ibu ku terpontang-panting terkena guncangan dahsyat itu.

"Tidak, ibu ku tidak mungkin selamat" kata ku keras di dalam hati.

Tidak ada waktu untuk menyelamatkan ibuku, karena waktu aku ingin menyelamatkan beliau, tanah menyemburkan api panas yang menyala-nyala dan mencelakakan siapa pun juga meski mereka berlari sejauh mungkin.

"Kiamat memang benar-benar terjadi kepada siapa saja, dan tidak ada satu orang pun yang bisa selamat" pikir ku.

Aku berlari ke arah barat menjauhi kejaran api yang menyembur dari dalam tanah, aku ingat satu pesan, 'Jika kamu dalam keadaan sakaratul maut, maka ucaplah 'La ilaha illallah''. Aku mengucapkannya dalam detik-detik aku akan meninggal di bakar api dan ditelan bumi, namun aku tidak mau ucapan ku berhenti pada kata 'La ilaha...', karena itu artinya 'Tidak ada tuhan'.

"Allah... Allah... Allah..." ucap ku ketika berlari menjauhi bencana (kiamat) itu meskipun semua makhluk tidak mungkin bisa selamat dari kiamat.

------------------------------------

[Pada intinya, apakah Segitiga (dajjal), sungai yang mengering/surut, kabut asap, dan langit yang terlukis sebuah wajah bukan pertanda kiamat?. Itu semua tercatat di dalam al-quran (saya tidak tahu bagian 'Langit terlukis sebuah wajah' apakah salah satu tanda dari kiamat juga) bahwa itu adalah sebagian dari tanda-tanda kiamat.

Dunia sudah tua, mari kita perbanyak beribadah sebelum semuanya menjadi penyesalan yang tidak ada artinya di akhirat kelak.

Allah sudah mengingatkan hamba-Nya agar benar-benar mengikuti jalan-Nya. Namun semua tergantung pada manusia sendiri, Allah tidak akan mengubah sifat manusia kecuali manusia lah yang merubah sifatnya sendiri.

Dan kapan kah sebenarnya dunia akan mengalami akhir zaman? Allah hu alam. Setidaknya Allah sudah memperlihatkan kepada kita bahwa sudah banyak tanda-tandanya.]

Nb: saya sengaja merahasiakan nama ketiga kota itu, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau akan berujung pada fitnah.

Minggu, 07 Juni 2015

Perjalanan Ghaib

Jika ajal mendatangi ku, hal yang pertama kali aku inginkan adalah yang ada didalam mimpi ku.

Kalian adalah orang-orang terdekat ku, kalian adalah sahabat ku.

Aku keluar rumah meninggalkan jasad ku menuju teras untuk bertemu kalian. Ketika aku sampai di depan pintu, ini lah yang kalian katakan pada ku.

"Kenapa kau ada disini? Sedangkan kau sudah berbeda alam dengan kami. Kau tidak kembali ke kubur (menunggu jasad hingga di kubur) mu?" Ucap sopan kalian kepada ku.

Itu lah kalimat pertama yang kalian ucapkan ketika melihat aku keluar rumah. Dengan tersenyum aku menjawab.

"Apakah kalian bisa melihat ku?"

"Tentu saja, kenapa tidak". Jawab salah satu dari kalian.

"Syukur kalian bisa melihat ku. Aku tidak ingin menyia-nyiakan momen ini. Ajal sudah menjemput ku, sedangkan aku masih mempunyai banyak dosa, entah itu yang disengaja, maupun tidak. Aku ingin kalian semua membantu ku agar aku tidak disiksa di alam kubur, agar aku bisa tenang disana. Aku mohon doa kan yang terbaik untuk ku agar Allah mengampuni dosa-dosa ku".

"Kami semua akan mendoakan yang terbaik untuk mu agar kau tenang disana".

"Terus terang, aku adalah qarin dari jasad ku. Jika aku ruh dari jasad ku, maka tidak mungkin untuk kalian bisa melihat ku".

Kalian diam sejenak, sedangkan dalam hati aku berpikir.

"Ruh orang mati akan berada didepan pintu rumahnya selama tujuh hari, apakah aku ini memang ruh jasad ku?"

Disisi lain aku juga berpikir.

"Manusia benar-benar tidak bisa melihat ruh orang yang sudah mati, namun hanya binatang yang bisa merasakan kehadiran ruh orang mati didepan pintu"

"Siapa aku? Apakah aku qarin, atau ruh?"

Aku benar-benar tidak mengerti siapa diri ku sebenarnya dalam mimpi. Namun senyum ku yang terus memancar adalah berkat keikhlasan kalian untuk aku menghadap sang Ilahi.

Selanjutnya aku pergi berkeliling (jasad ku sudah di kubur), aku menemui seorang wanita, aku tidak tau persis siapa wanita itu. Tapi yang penting sepertinya aku mempunyai rasa kepadanya.

"Hai, kenapa kau ada disini, kenapa kau tidak kembali ke kubur mu?"

Semua orang berkata seperti itu, seakan aku yakin bahwa aku adalah ruh jasad ku.

"Apakah kau masih bisa melihat ku?"

Dengan tertawa ringan ia menjawab.
"Haha, iya, aku masih bisa melihat mu"

"Aku datang kesini untuk bicara dengan mu. Ajal sudah menjemput ku, namun aku masih mempunyai begitu banyak dosa, itulah mengapa alasan ku ingin bertemu dengan mu"

Ia menjawab "Lalu?"

"Aku mohon, doa kan yang terbaik untuk ku agar aku diterima di sisi-Nya"

"Aku akan mendoakan mu setiap selesai sholat"

"Terimakasih".

Sebenarnya masih ada hal penting yang belum aku katakan padanya. Tapi karena keraguan ku, aku menghilang dari hadapannya.

Aku berkeliling terus menerus, bukan berarti tanpa tujuan, dalam hati aku belum ikhlas untuk meninggalkan kalian, namun kalian sudah ikhlas untuk aku tinggalkan. Aku takut untuk kembali ke kubur ku, karena itu mengapa aku terus berkeliling. Aku selalu mengikuti kemanapun kalian pergi, seolah aku masih ingin berkorban untuk kalian hingga hari ke-7 ku mengharuskan ku untuk benar-benar pergi dari alam kalian.

Nb: Aku tau persis siapa wanita dalam mimpi, namun agar tidak terjadi kesalahpahaman, aku sengaja merahasiakan identitasnya.

Senin, 20 April 2015

[Bukan] Cinta Lupa Akun Twitter


“ Lupakan! Lupakan! Lupakan!”

“AAHHHHH.. Nyesel gue, gue sakit gara-gara gak nemuin akunnya Angel” Fazrin lesu

“Fazrin loe kenapa? Hari loe bolong?” Gurau Dwi

“Ngapain loe kesini hah?” Faz seperti orang mabuk (Hobinya dugem)

“ Elo belom bisa move on ya dari angel? Hahaha kasian” kata Dwi belagu
Tergeletak lemas fazrin diatas sofa, faz tidak berdaya.

“Sahabat macam apa loe itu, ngomongnya gak dijaga sama sahabat sendiri? Tereak fazrin sambil mengacungkan tangan kirinya ke muka Dwi

“ Jomblo ngambek.. jomblo ngambek.. hahaha” Dwi ketawanya lebar bener, andai saja faz tidak sakit mungkin Dwi sudah dihajarnya.

“Gila loe! Loe gak tahu sama siapa loe sekarang berhadapan sekarang hah?” Kata fazrin monyong-monyong tidak terima dengan perkataan Dwi

“Tau lah, gue berhadapan dengan jones yang lagi tergeletak lemas di sofa karena kagak bisa move on dari cewek hayalan. Gue benerkan? Kata Dwi watados

“Kupret loe!” faz mengacungkan jari telunjuk sembari senyum lebar, namun faz tidak sadar bahwa dirinya telah terpengaruhy gurauan Dwi. “ Ehh, maksud gue, coeg loe! Bisa2nya loe ngehina gue yang sangat tampan kayak Samuel zylgwin.” Kata Fazrin bernarsis ria

“uwekk.. kok tiba-tiba gue pengen muntah ya? Gue kutuk jadi manusia harimau  mampus loe” kata dwi sambil nahan muntah

“Aneh loe, daritadi ngomong kagak ada yang nyambung. Apa hubungannya coba Samuel zygwin sama manusia harimau?”

“ Elo tuh yang kagak nyambung manusia harimau aja kagak tahu nama pemerannya.”

“haha.. Elo kebanyakan nonton sinetron murahan. Skenarionya aja kagak menarik, apalagi sinetronnya. Baca tuh tulisan gue, kata-katanya udah efektif, udah ribuan orang yang baca, cocok buat dijadiin film yang GO INTERNASIONAL.” Kata Fazrin bernarsis ria

“ elo jadi penulis kok bego banget ya, mending loe tuh jadi pilot bajaj. Harusnya elo tuh sering2 nonton sinetron, buat ngasah kemampuan loe.” Kata Dwi kasar namun hanya candaan

“Eh sekarang gue Tanya, emang Samuel zygwin maen sinetron copasan? Ya enggak lah, gila loe.” Fazrin sok tegas padahal tidak tahu apa-apa.

“Tivi loe hitam putih? Kelar hidup loe.”

“cowok yang elo samain sama diri loe itu , dia main sinetron yang elo bilang murahan, manusia harimau.” Jelas Dwi

“Haahh? Jadi bener apa kata loe tadi? Gue pikir cumin bercanda. Ah mampus gue” kata fazrin menepuk jidatnya.

“elo sih ngenyel kalo dibilangin” kata dwi sambil bersender di depan pintu mengukir kukunya.
“so loe masih membanggakan bopak castello?”

“Njirr.. jangan kurang ajar loe ya, bentar gue ambil golok dulu.”

Diam sejenak Dwi duduk d sofa samping fazrin. Saling menatap satu sama lain, fazrin berkeringat dan Dwi menelan ludah. Dan mereka mulai bertengkar lagi. Hadeh-_-

“Anjir loe ya!” teriak fazrin

“Anjing loe!” balas Dwi

“Babi loe!”

“Menthok loe!”

“kodok loe!”

“monyet loe!”

“ultramen!” kata fazrin gak nyambung (-_-)

Saling ngotot tapi gak jelas apa yang sebenarnya mereka permasalahkan. Membuang waktu2 saja.
“PING!” bunyi hp faz. Fazrin mengambil hp diatas meja sampingnya, namun tangannya tidak sampai karena faz mengambil dengan tidur.

“Tong, tolong ambilin hp gue yang dimeja itu” kata Faz merintah

“sapa loe mirintah-merintah gue?”

“jangan membantah loe!”

“kupret loe, pikir lagi deh palingan cumin broadcast doing.” Kata Dwi sibuk maen hp

“Elo jangan memulai duluan ya” faz memasang muka jahat

“Makan nih bogem mentah gue” faz mendadak kuat, padahal memaksakan tenaganya yang tinggal dikit kayak tenaga banci.

“bakk..buk.. piar..ter..buggg..bakkss..diaarrr” fazrin menghajar Dwi habis-habisan

“Aduhh.. ampun tong ampun..” Rintih faz kayak banci

“Makan balik tuh bogem gue. Wahahah” Dwi tertawa lebar. “ loe resek kalo lagi laper.”
Begonya Fazrin

“Gue gak butuh bantuan loe! Gua bisa ambil sendiri” Fazrin mengambil hp

“Ciye jones maen hp ciye.” Dwi menyindir

“Elo tuh yang jones, jones akut kayak N-jang!” bantah fazrin lemas

“Waduh, marah nih si jones, mending gue kabur ahh” kata Dwi licik.

“Eh gue pulang dulu ya, mau angkat jemuran” Dwi ngeles

“Pulang sana! Jangan balik kesini!” kata fazrin sambil mengacungkan bogem tangan kanannya.
Fazrin minum sedikit air, tapi ditahan dimulut ngak ditelen. Seperti biasa, Faz cumin bisa nelen golok doing.”

“Bbbbffftttttttthhhhh” Faz nyembur

“Buset cakep bener nih cewek.” Fazrin kegirangan

Dwi balik lagi mengintip di depan pintu.

“Hah serius?” “Alah, palingan itu cumin pancingan lu supaya gue gak pergi dari sini” kata Dwi

“Ehh, elo kalo balik ya balik aja. Jangan pake kembali kesini kalo gak percaya!” ucap Fazrin

“hehehe, iya gue percaya kalo cewek itu cakep” kata Dwi duduk disamping fazrin

“Eh gue liat dong foto ceweknya” Dwi merayu fazrin

“Disuruh ngambil hp kagak mau, sekarang giliran cewek nyolot aja loe”

“Heehehe, gue kagak tau kalo loe mau twitteran, y ague kira elo bbm an hehe.” Dwi ngeles gak jelas

“hhh… nihh” Fazrin ngasih hp ke Dwi kayak cewek cakep.

“Wanjirr, cakep amat nih cewek, kalo pose bagus banget” Kata Dwi tergila-gila
Baca bio cewek itu

“Anjritt ini yang gue cari, model! Dari bandung lagi. Awawawa” Dwi memasang mata playboy

“Anjirr, yang bener loe” faz bangun merebut hp  dari tangan Dwi

“wanjirr, gue kagak tau kalo bio nya kek gini. Ahhhh” Faz nampak senang

“Kenapa loe seneng banget gitu?”

“Gimana gak seneng coba, cinta lupa akun twitter kini berubah.. Ahh leganya” Fazrin kayak orang gila

“ Maksud loe apaan sih? Gue kagak ngerti” Dwi masih linglungkayak pantat anoa

“Gue sekarang bisa move on dari angel, mending gue follow akun ini aja. Waduh waduh cakep bener nih cewek” fazrin terpesona

“Hadehhh.. jones mulai lagi. Kali ini pacar hayalannya dari bandung, hadehh” Dwi menggelengkan kepala


“Yes kali ini gak ada yang namanya Cinta Lupa Akun Twitter, yang ada (bukan) Cinta lupa akun Twitter” Faz kegirangan

Senin, 30 Maret 2015

Cinta Lupa Akun Twitter



“Ini cewek mention ke meme gokil banget. Stalkerin ahh, siapa tau cakep” kata faz sambil memasang muka jahat.  Waktu stalker, “ Anjirr cakep bener nih cewek, fotonya gue simpan ahh, buat display picture bbm, biar gak dikatain jones sama temen-temen.” Faz bicara terlalu cepat.

Dan ketika faz membaca bio cewek tersebut, “njirr, kenapa doi beda agama sama gue, pantesan namanya Angel, sayang banget. Gapapa deh, gue simpen aja, temen gue gak tau juga kan Angel beda agama sama gue.” Faz bicara dengan santainya. “Tapi doi difollow gak ya? Ahh gausah deh kapan-kapan aja gue stalkerin lagi aja kalo gue butuh.” Keputasan Faz tidak menfollow sudah bulat.

Besoknya pas disekolah, “Eh faz, kemaren yang di Dp lu siapa, cakep amat tuh cewek, gebetan loe ya? Elu gue bbm kemaren pending mulu.” Tanya Dwi keheranan. “ah elu kepo amat. Kalo gue punya gebatan elu cemburu ya?” jawab faz dengan muka lugu. “Jomblo kayak elo mana mungkin punya cewek cakep kek gitu, emang ada apa, cewek secakep artis mau pacaransama elu.” Juned memotong pembicaraan faz dengan Dwi. “Elu kan selama ini masang DP pake foto artis mulu. Jujur aja loe, itu artis kan?” Juned melanjutkan pembicaraannya.

Untuk menutupi kecurigaan juned kepadan faz, faz sedikit bergurau. “Emang cumin Adel (pacarnya juned) yang cakep, emang sih gak ada cewek yang secakep Adel.” Sindiran Faz pada Juned. Jund juga terpengaruh omongannya Faz. “Gue bercanda kali, kan gue juga pengen tahu siapa tuh cewek” kata Juned sedikit sabar. “Eh PR matematika lu sudah selesai belum, gue nyontek dong ned, tinggal dua soal ini.” Alasan faz mengalihkan pembicaraan antara dia dengan juned.

Bel istirahat berbunyi, seperti biasa, apalagi kalau bukan main twitter yang dilakukan oleh Faz dengan Dwi saat istirahat. Dwi yang masih dihantui oleh rasa penasaran. “Faz, sebenernya siapa sih tuh cewek?” karena Dwi terkenal pendiam dan bisa jaga rahasia menurut Faz, Faz berani membicarakan siapa itu cewek sebenernya. “Gue akan jujur, tapi lu harus jaga rahasia ini” jawab faz secara perlahan dan hati-hati.

“Oke Tong, jadi gini ini cewek sebenernya gue dapat fotonya waktu gue stalkerin doi, doi kan mention ke meme, mentionnya gokil banget, ya jadinya gue stalkerin deh.” Singkat penjelasan faz.

“Nah terus?”

“Waktu gue lihat fotonya kan tuh cewek cakep bener, tapi sayang, waktu gue baca tuh bio tuh cewek ternyata agamanya beda sama gue, jadi gue ragu mau ngefollow atau enggak.”

“Nih gue tunjukin siapa cewek itu” Faz nunjukin ke Dwi siapa cewek itu sebenarnya. Namun ketika faz ingin menunjukkan siapa itu cewek, faz lupa akun nama Twitter cewek tersebut. “Tong gue minta maaf gue lupa nama akunnya, yang gue tahu nama akunnya tuh ada nama Angel gitu.” Ungkapan maaf Faz kepada Dwi.

“Yaelah, kalo gitu besok aja kita cari akunnya, bel pulang bentar lagi bunyi nih.” Jawab Dwi dengan sabar.

Ketika dirumah Faz terus mencari nama akun tuh cewek, Faz tidak rela jika dia tidak bisa menemukan akun cewek tersebut. Namun, dibalik gigihnya usaha menemukan akun cewek tersebut. 

“Kenapa gak ketemu-ketemu sih, padahal seemua akun yang namanya Angel udah gue stalkerin, tapi kenapa gak ketemu juga ya.” Faz berkata dengan sedikit emosi kali ini.

Sampai akhirnya, hari esok datang. Pas disekolah Dwi bertanya, “Gimana, udah ketemu belum?”

“Gue udah myari berkali-kali, tapi ngak ketemu juga” Faz menunjukkan muka melas

“Alah santai aja kali, nih gue bawain laptop, cari dulu siapa tau ketemu.”

Tapi dibalik semangat yang membara pada diri Faz, dia tidak juga kunjung menemukannya, disekolah faz menunjukkan mimic yang melas sekali. Waktu bel pulang berbunyi, Dwi berpesan kepada faz agar terus bersemangat meskipun tidak kunjung menemukan akun twitter cewek tersebut. 

“Faz semangat kejar mimpimu untuk jadi penulis, siapa tahu pengalaman kali ini membuat dirimu mendapat inspirasi untuk menjadi lebih bersemangat menulis.”

“Oke, gue gak bakalan nyerah, gue akan menjalani hidup dengan semangat seperti hari-hari yang sebelumnya, Thanks Tong!” Semangat faz kembali membara.

“Satu bulan telah berlalu, waktu Faz dan Dwi bermain twitter dikelas, faz mempunyai ide, dia melihat foto cewek tersebut dari hp nya, Faz memeriksa berapa lama foto tersebut tersimpan dalam hp nya, ternyata foto tersebut sudah satu bulan tersimpan di hp nya. “EhTong, kenapa kita ngak liat mention cewek itu dari sebulan yang lalu aja, cewek itukan mention mention dari gambar yang dishare meme. Kita lihat satu persatu aja gambar dari meme dari sebulan yang lalu” Faz bersemangat meskipun mencari di satu persatu gambar dari meme sebulan yang lalu.
Faz tidak peduli dengan guru yang sedang mengajar dikelasnya, sampai-sampai guru itu menegur Faz. “Faz ayo matikan laptopnya!” teguran guru biologi “Faz matiin laptopnya daripada nanti dimarahi lagi” gumam Dwi pada Faz.

“Ahh biarin aja yang penting akunnya cepat ketemu” faz sedikit jenkel karna terlalu bersemangat.
Tidak lama kemudian guru biologi menegur untuk yang kedua kalinya. “Faz, dimatiin atau ibu sita laptopnya?” teguran guru biologi lebih keras. “Dasar guru biologi mengganggu kesibukan gue ajaa.”faz sedikit marah.

“Sabar Faz,  nanti kalau gurunya sudah habis jam pelajarannya, lu cari lagi aja” ucap Dwi

“Ya” jawab Faz cuek

Bel ganti pelajaran berbunyi, yang menandakan bahwa pelajaran biologi telah habis. “Yes, kali ini gue akan terus mencari, tinggal tiga gambar lagi.” Semangat faz kembali membara. “Faz gue ke wc dulu ya, sekalian nunggu elo selesai nyari” ucap Dwi merasa bosan menunggu. Tapi faz sangat focus pada laptop, sehingga memungkinkan jika semangatnya sangat membara.
Ketika dua foto sudah dibukanya, dan dia tidak kunjung menemukan juga, tapi masih ada satu foto lagi yang belum dilihatnya. Dwi selesai dari toilet “Gimana udah ketemu belum?” Tanya Dwi sambil sedikit menggoda Faz.

“Belum, lu jangan bercanda mulu, ini gue lagi serius nih.” Faz sedikit  emosi

“oke oke, gue kebelakang kelas dulu ya maen hp.” Jawab Dwi polos. Ketika foto terakhir dibuka, faz tidak menemukannya. Faz kebelakang lalu berbicara dengan Dwi.

“Tong” Faz nampak sedih

“Kenapa?”

“Masak elu gak liat ekspresi wajah gue, gue gak nemuin akunnya doi. Kenapa dulu gue ngefollow dia aja, gini jadi susah sekarang.” Faz nampak sangat kecewa

“Alah santai aja, masih banyak cewek cakep disana yang lebih cakep dari Angel, dan yang penting, cewek disana se agama sama lu” Dwi member motivasi pada Faz.

“Oke Tong, gue akan lebih semangat lagi mengejar cinta gue diluar sana dimana cewek nya seagama sama gue, dan gue akan menjadikan ini semua inspirasi sekaligus motivasi gue sebagai seorang penulis.”


Sejak saat itu faz selalu bertekad menjadi penulis sejati, yang benar benar memiliki JIWA PENULIS. 

Rabu, 18 Maret 2015

Burung Kertas



Seperti hari-hari senin sebelumnya. Selesai upacara bendera, kelasku langsung saja masuk pada pelajaran matematika. Aku bersekolah di SMA Merah Putih Jakarta, aku saat ini duduk dikelas 12. Dikelas, aku duduk dibangku paling depan. Aku juga mempunyai sahabat disini, mereka dua orang perempuan bernama Novita dan Zia. Mereka berdua duduk dibangku tepat belakangku.

Baru juga pelajaran pelajaran matematika berlangsung, guruku langsung meninggalkan kelas setelah meninggalkan beberapa soal. Ketika guruku kembali, dia tidak sendirian, dia bersama seorang gadis perempuan polos, putih, cantik, manis berkacamata , rambutnya panjang, dan juga tinggi. Dia adalah siswa baru baru disekolah ini. Dia memperkenalkan dirinya di depan kelas, namun aku daritadi tidak menyadari jika aku terus memperhatikannya dari dia masuk sampai perkenalan ini.

Namanya Nadia, dia anak Bandung, dia pindah ke Jakarta karna ayahnya bekerja di Jakarta. Setelah dia selesai perkenalan, dia disuruh duduk oleh guruku dibangku tengah tepat di depan bangku teman laki—lakiku yang usil. Ketika dia berjalan menuju bangkunya, tidak sengaja kakinya tersandung bangkuku sehingga dia terjatuh. Aku membantunya dengan mengambilkan kacamatany ayang terjatuh. Saat aku menolongnya, teman-teman yang lain menyorakiku, seolah-olah aku hanya berlagak sebagai pahlawan atau hanya sekedar modus belaka. Aku tahu dari tatapan matanya waktu dia perkenalan tadi, dia sepertinya bukan anak yang nakal. Dia mengucapkan terima kasih padaku, dan aku jawab sama-sama.

Aku perbikir dua kali, megapa ia memilih sekolah ini untuk tempat belajarnya, sedangkan disini anak-anakanya sangat nakal dan tidak mematuhi tata tertib sekolah. Ada dua alasan  mengapa aku memilih bersahabat dengan Novita dan Zia. Pertama, dua sahabatku itu bukanlah anak layaknya teman-temanku yang lain. Kedua, mereka sering membuatku senyum-senyum sendiri ketika aku melihat kekonyolan tingkah mereka.

Pertama kali Nadia duduk dibangkunyya, aku jelas mendengar suara usil temannku. Temanku menjaili Nadia ketika dia sedang sibuk mengerjakan soal matematika. Aku tahu mengapa Nadia tidak bertindak apa-apa saat itu , karena Nadia hanya gadis olos dan pendiam.
Waktu bel istirahat berbunyi, seperti biasa. Aku, Novita, dan Zia bermain didepan kelas sambil melakukan hal konyol untuk menghibur diri kami sendiri. Tidak sengaja aku melihat Nadia dari kaca kelas yang bening. Alalu aku menyuruh Novita dan Zia masuk kedalam kelas, aku pergi ke kantin tanpa sepengetahuan mereka. Aku masih malu berhadapan dengan Nadia karena kejadian tadi. Ketka dua sahabatku itu mengajak Nadia bermain, mereka baru sadar  kalau aku tidak menyusul mereka dibelakngnya. Mereka mengira aku pergi ke toilet dengan terburu-buru, sehingga tidak sempat berpamitan kepada mereka. Waktu itu Novita dan Zia pergi ke kantin, tapi aku heran, kenapa dia tidak mengajak Nadia ikut.

Aku mendatanginya, aku bertanya kenapa Nadia tidak ikut bersama mereka. Zia dan Novita bercerita tentang Nadia padaku. Nadia sebenarnya tidak ingin bersekolah disini, namun, kantor ayahnya yang dekat dengan sekolah ini, membuat dia memutuskan untuk bersekolah disini, supaya dia bisa berangkat sekolah bersama ayahnya. Nadia adalah anak yang pendiam, tak heran jika dia menghabiskan waktu luangnyauntuk membaca. Alas an mengapa dia tidak ikut pergi ke kantin karena dia masih malu, karena dia masih anak baru disini. Bel istirahat telah habis, kami kembali kedalam kelas. Aku terus memperhatikan Nadia. Disana aku tidak tega melihatnya sedang membaca buku sedangkan teman laki-lakiku tidak berhenti menjailinya.

Aku melamun tentangnya, sampai-sampai aku tidak sadar dipanggil dua sahabat perempuanku, zia ddan novita. Dua sahabatku ini tau aku sedang melamun tentang nadia. Dia menggombaliku agar aku cepat-cepat PDKT dengan Nadia lalu pacaran sama dia. Aku berpikir dua kali waktu Novita dan Zia berkata itu. Apakah iya aku berpacaran dengan anak yang pendiam, sedangkan aku anak yang bertingkah konyol setiap harinya.  Apakah aku tidak akan mengganggu kebiasaan membaca bukunya jika aku berpacaran dengannya. Bel pulang sekolah berbunyi. Aku pulang jalan kaki bersama Novita dan Zia, karena kebetulan rumahku dekat dengan sekolah. Aku melihat Nadia berdiri menunggu jemputan, namun sepertinya tidak ada yang menjemputnya.

Novita dan Zia menyuruhku untuk mengajaknya pulang bersama. Tapi aku masih malu kejadian tadi pagi. Dua sahabatku itu berlari kearah Nadia, mereka mengajak Nadia untuk pulang bersama. Aku terus diam ketika dalam perjalanan pulang, sehingga membuat Zia dan Novita merasa aneh denganku. Zia bertanya kepadaku apa yang sebenarnya terjadi, namun aku hanya mengatakan kepadanya aku hanya sedang sakit kepala, namun itu hanya alasanku untuk menutupi rasa malu ku. Kebetulan Nadia satu kompleks dengan kami, sehingga kita sampai rumah bersamaan.

Menjelang tidur, aku tidak berhenti memikirkan Nadia. Andai jika kata dua sahabatku itu benar-benar terjadi, apa yang kan terjadi kepada Nadia. Mungkin nadia akan jarang membaca bukunya.
Satu buan berlalu, nampaknya Nadia mulai nyaman bermain dengan kami, ya meskipun aku masih ada rasa malu terhadapnya. Nadia bercerita, bahwa aku, novita dan zia adalah teman terbaik yang dikenalnya disini. Dengna seiringnya Nadia bermain dengan kami, Nadia sedikit menyimpan rasa padaku. Menurutnya aku adalah anak yang polos serta konyol yang selalu membuat dia tertawa sehingga membuat hidupnya tidak membosankan. Aku juga dinilai sebagai anak yang cerdas, cerdik, dan mempunyai tekad yang tinggi untuk mengejar cita-cita seperti impianku. Semua itu dikatakannya pada Novita dan Zia.

Namun aku berpikir dua kali, hal apa yang akan terjadi pada Nadia, apakah dia akan tetap akan menjadi gadis polos yang rajin membaca buku, atau justru menjadi malas karenaku. Zia dan Novita juga mengatakan itu pada Nadia. Hati Nadia tersentak, betapa terharunya Nadia mendengar ucapan dari Novita dan Zia akan kepedulianku terhadap kebiasaan hidupnya. Aku senang akan apa reaksi Nadia setelah mendengar apa yang dikatakan dua sahabatku ini. Nadia tetaplah Nadia. Ketika dia bermain dengan kami, dia merasa sepertia apa yang kita lakukan setiap hari, tidak ada rasa apapun ketika bermain dengannya, ya meskipun Nadia dan juga aku saling menyembunyikan rasa yang sebenarnya ada. Novita dan Zia tidak tinggal diam, sampai kapan aku dan Nadia akan saling menyembunyikan perasaan yang sebenarnya ini.

Aku sebagai laki-laki dituntut oleh sahabat perempuanku untuk mencari cara paling romantic untuk menembak Nadia menjadi pacarku. Aku melamun di depan rumah, aku melihat dua burung merpatiputih yang saling berdiri bersampingan diatas pohon layaknya orang pacaran. Dari situ aku ambil ide untuk cara terbaik menembak Nadia. Aku cepat-cepat memangil Novita dan Zia untuk membantuku membuat ratusan burung dari kertas. Burung-burung kertas bewarnaitu aku ibaratkan sebagai burung merpati, dimana burung merpati jantan hanya satu kali seumur hidup membuahi satu burung merpati betina. Esoknya, sepulang sekolah, Novita dan Zia mengajak Nadia untuk ke halaman sekolah, ketika Novita dan Zia pergi, aku dating menghapiri Nadia.


Sebelumnya Novita dan Zia sudah siap diatas dengan membawa ratusan burung kertas. Dan pada puncaknya, aku menyatakan cinta pada Nadia, aku menyatakan cinta sembari dihujani ratusan burung kertas bewarna-warni. Burung kertas itu ibaratkan burung merpati, sedangkan warna-warni yang dihasilkan adalah warna dimana kita akan menjalani kisah cinta kita nanti. Nadia tidak tahu harus menjawab apa waktu itu, dia terpukau akan rencanaku untuk menyatakan perasaanku padanya.dia terharu, dan yang paling aku sukai waktu itu, dia menerima cintaku. Aku sangat merasa dihargaiatas usahaku merencanakan semua ini. Aku kemudian memeluknya, dan mengatakan terima kasih karna sudah menerima cintaku dan menghargai usahaku dalam merencanakan semua ini.