Senin, 30 Maret 2015

Cinta Lupa Akun Twitter



“Ini cewek mention ke meme gokil banget. Stalkerin ahh, siapa tau cakep” kata faz sambil memasang muka jahat.  Waktu stalker, “ Anjirr cakep bener nih cewek, fotonya gue simpan ahh, buat display picture bbm, biar gak dikatain jones sama temen-temen.” Faz bicara terlalu cepat.

Dan ketika faz membaca bio cewek tersebut, “njirr, kenapa doi beda agama sama gue, pantesan namanya Angel, sayang banget. Gapapa deh, gue simpen aja, temen gue gak tau juga kan Angel beda agama sama gue.” Faz bicara dengan santainya. “Tapi doi difollow gak ya? Ahh gausah deh kapan-kapan aja gue stalkerin lagi aja kalo gue butuh.” Keputasan Faz tidak menfollow sudah bulat.

Besoknya pas disekolah, “Eh faz, kemaren yang di Dp lu siapa, cakep amat tuh cewek, gebetan loe ya? Elu gue bbm kemaren pending mulu.” Tanya Dwi keheranan. “ah elu kepo amat. Kalo gue punya gebatan elu cemburu ya?” jawab faz dengan muka lugu. “Jomblo kayak elo mana mungkin punya cewek cakep kek gitu, emang ada apa, cewek secakep artis mau pacaransama elu.” Juned memotong pembicaraan faz dengan Dwi. “Elu kan selama ini masang DP pake foto artis mulu. Jujur aja loe, itu artis kan?” Juned melanjutkan pembicaraannya.

Untuk menutupi kecurigaan juned kepadan faz, faz sedikit bergurau. “Emang cumin Adel (pacarnya juned) yang cakep, emang sih gak ada cewek yang secakep Adel.” Sindiran Faz pada Juned. Jund juga terpengaruh omongannya Faz. “Gue bercanda kali, kan gue juga pengen tahu siapa tuh cewek” kata Juned sedikit sabar. “Eh PR matematika lu sudah selesai belum, gue nyontek dong ned, tinggal dua soal ini.” Alasan faz mengalihkan pembicaraan antara dia dengan juned.

Bel istirahat berbunyi, seperti biasa, apalagi kalau bukan main twitter yang dilakukan oleh Faz dengan Dwi saat istirahat. Dwi yang masih dihantui oleh rasa penasaran. “Faz, sebenernya siapa sih tuh cewek?” karena Dwi terkenal pendiam dan bisa jaga rahasia menurut Faz, Faz berani membicarakan siapa itu cewek sebenernya. “Gue akan jujur, tapi lu harus jaga rahasia ini” jawab faz secara perlahan dan hati-hati.

“Oke Tong, jadi gini ini cewek sebenernya gue dapat fotonya waktu gue stalkerin doi, doi kan mention ke meme, mentionnya gokil banget, ya jadinya gue stalkerin deh.” Singkat penjelasan faz.

“Nah terus?”

“Waktu gue lihat fotonya kan tuh cewek cakep bener, tapi sayang, waktu gue baca tuh bio tuh cewek ternyata agamanya beda sama gue, jadi gue ragu mau ngefollow atau enggak.”

“Nih gue tunjukin siapa cewek itu” Faz nunjukin ke Dwi siapa cewek itu sebenarnya. Namun ketika faz ingin menunjukkan siapa itu cewek, faz lupa akun nama Twitter cewek tersebut. “Tong gue minta maaf gue lupa nama akunnya, yang gue tahu nama akunnya tuh ada nama Angel gitu.” Ungkapan maaf Faz kepada Dwi.

“Yaelah, kalo gitu besok aja kita cari akunnya, bel pulang bentar lagi bunyi nih.” Jawab Dwi dengan sabar.

Ketika dirumah Faz terus mencari nama akun tuh cewek, Faz tidak rela jika dia tidak bisa menemukan akun cewek tersebut. Namun, dibalik gigihnya usaha menemukan akun cewek tersebut. 

“Kenapa gak ketemu-ketemu sih, padahal seemua akun yang namanya Angel udah gue stalkerin, tapi kenapa gak ketemu juga ya.” Faz berkata dengan sedikit emosi kali ini.

Sampai akhirnya, hari esok datang. Pas disekolah Dwi bertanya, “Gimana, udah ketemu belum?”

“Gue udah myari berkali-kali, tapi ngak ketemu juga” Faz menunjukkan muka melas

“Alah santai aja kali, nih gue bawain laptop, cari dulu siapa tau ketemu.”

Tapi dibalik semangat yang membara pada diri Faz, dia tidak juga kunjung menemukannya, disekolah faz menunjukkan mimic yang melas sekali. Waktu bel pulang berbunyi, Dwi berpesan kepada faz agar terus bersemangat meskipun tidak kunjung menemukan akun twitter cewek tersebut. 

“Faz semangat kejar mimpimu untuk jadi penulis, siapa tahu pengalaman kali ini membuat dirimu mendapat inspirasi untuk menjadi lebih bersemangat menulis.”

“Oke, gue gak bakalan nyerah, gue akan menjalani hidup dengan semangat seperti hari-hari yang sebelumnya, Thanks Tong!” Semangat faz kembali membara.

“Satu bulan telah berlalu, waktu Faz dan Dwi bermain twitter dikelas, faz mempunyai ide, dia melihat foto cewek tersebut dari hp nya, Faz memeriksa berapa lama foto tersebut tersimpan dalam hp nya, ternyata foto tersebut sudah satu bulan tersimpan di hp nya. “EhTong, kenapa kita ngak liat mention cewek itu dari sebulan yang lalu aja, cewek itukan mention mention dari gambar yang dishare meme. Kita lihat satu persatu aja gambar dari meme dari sebulan yang lalu” Faz bersemangat meskipun mencari di satu persatu gambar dari meme sebulan yang lalu.
Faz tidak peduli dengan guru yang sedang mengajar dikelasnya, sampai-sampai guru itu menegur Faz. “Faz ayo matikan laptopnya!” teguran guru biologi “Faz matiin laptopnya daripada nanti dimarahi lagi” gumam Dwi pada Faz.

“Ahh biarin aja yang penting akunnya cepat ketemu” faz sedikit jenkel karna terlalu bersemangat.
Tidak lama kemudian guru biologi menegur untuk yang kedua kalinya. “Faz, dimatiin atau ibu sita laptopnya?” teguran guru biologi lebih keras. “Dasar guru biologi mengganggu kesibukan gue ajaa.”faz sedikit marah.

“Sabar Faz,  nanti kalau gurunya sudah habis jam pelajarannya, lu cari lagi aja” ucap Dwi

“Ya” jawab Faz cuek

Bel ganti pelajaran berbunyi, yang menandakan bahwa pelajaran biologi telah habis. “Yes, kali ini gue akan terus mencari, tinggal tiga gambar lagi.” Semangat faz kembali membara. “Faz gue ke wc dulu ya, sekalian nunggu elo selesai nyari” ucap Dwi merasa bosan menunggu. Tapi faz sangat focus pada laptop, sehingga memungkinkan jika semangatnya sangat membara.
Ketika dua foto sudah dibukanya, dan dia tidak kunjung menemukan juga, tapi masih ada satu foto lagi yang belum dilihatnya. Dwi selesai dari toilet “Gimana udah ketemu belum?” Tanya Dwi sambil sedikit menggoda Faz.

“Belum, lu jangan bercanda mulu, ini gue lagi serius nih.” Faz sedikit  emosi

“oke oke, gue kebelakang kelas dulu ya maen hp.” Jawab Dwi polos. Ketika foto terakhir dibuka, faz tidak menemukannya. Faz kebelakang lalu berbicara dengan Dwi.

“Tong” Faz nampak sedih

“Kenapa?”

“Masak elu gak liat ekspresi wajah gue, gue gak nemuin akunnya doi. Kenapa dulu gue ngefollow dia aja, gini jadi susah sekarang.” Faz nampak sangat kecewa

“Alah santai aja, masih banyak cewek cakep disana yang lebih cakep dari Angel, dan yang penting, cewek disana se agama sama lu” Dwi member motivasi pada Faz.

“Oke Tong, gue akan lebih semangat lagi mengejar cinta gue diluar sana dimana cewek nya seagama sama gue, dan gue akan menjadikan ini semua inspirasi sekaligus motivasi gue sebagai seorang penulis.”


Sejak saat itu faz selalu bertekad menjadi penulis sejati, yang benar benar memiliki JIWA PENULIS. 

Rabu, 18 Maret 2015

Burung Kertas



Seperti hari-hari senin sebelumnya. Selesai upacara bendera, kelasku langsung saja masuk pada pelajaran matematika. Aku bersekolah di SMA Merah Putih Jakarta, aku saat ini duduk dikelas 12. Dikelas, aku duduk dibangku paling depan. Aku juga mempunyai sahabat disini, mereka dua orang perempuan bernama Novita dan Zia. Mereka berdua duduk dibangku tepat belakangku.

Baru juga pelajaran pelajaran matematika berlangsung, guruku langsung meninggalkan kelas setelah meninggalkan beberapa soal. Ketika guruku kembali, dia tidak sendirian, dia bersama seorang gadis perempuan polos, putih, cantik, manis berkacamata , rambutnya panjang, dan juga tinggi. Dia adalah siswa baru baru disekolah ini. Dia memperkenalkan dirinya di depan kelas, namun aku daritadi tidak menyadari jika aku terus memperhatikannya dari dia masuk sampai perkenalan ini.

Namanya Nadia, dia anak Bandung, dia pindah ke Jakarta karna ayahnya bekerja di Jakarta. Setelah dia selesai perkenalan, dia disuruh duduk oleh guruku dibangku tengah tepat di depan bangku teman laki—lakiku yang usil. Ketika dia berjalan menuju bangkunya, tidak sengaja kakinya tersandung bangkuku sehingga dia terjatuh. Aku membantunya dengan mengambilkan kacamatany ayang terjatuh. Saat aku menolongnya, teman-teman yang lain menyorakiku, seolah-olah aku hanya berlagak sebagai pahlawan atau hanya sekedar modus belaka. Aku tahu dari tatapan matanya waktu dia perkenalan tadi, dia sepertinya bukan anak yang nakal. Dia mengucapkan terima kasih padaku, dan aku jawab sama-sama.

Aku perbikir dua kali, megapa ia memilih sekolah ini untuk tempat belajarnya, sedangkan disini anak-anakanya sangat nakal dan tidak mematuhi tata tertib sekolah. Ada dua alasan  mengapa aku memilih bersahabat dengan Novita dan Zia. Pertama, dua sahabatku itu bukanlah anak layaknya teman-temanku yang lain. Kedua, mereka sering membuatku senyum-senyum sendiri ketika aku melihat kekonyolan tingkah mereka.

Pertama kali Nadia duduk dibangkunyya, aku jelas mendengar suara usil temannku. Temanku menjaili Nadia ketika dia sedang sibuk mengerjakan soal matematika. Aku tahu mengapa Nadia tidak bertindak apa-apa saat itu , karena Nadia hanya gadis olos dan pendiam.
Waktu bel istirahat berbunyi, seperti biasa. Aku, Novita, dan Zia bermain didepan kelas sambil melakukan hal konyol untuk menghibur diri kami sendiri. Tidak sengaja aku melihat Nadia dari kaca kelas yang bening. Alalu aku menyuruh Novita dan Zia masuk kedalam kelas, aku pergi ke kantin tanpa sepengetahuan mereka. Aku masih malu berhadapan dengan Nadia karena kejadian tadi. Ketka dua sahabatku itu mengajak Nadia bermain, mereka baru sadar  kalau aku tidak menyusul mereka dibelakngnya. Mereka mengira aku pergi ke toilet dengan terburu-buru, sehingga tidak sempat berpamitan kepada mereka. Waktu itu Novita dan Zia pergi ke kantin, tapi aku heran, kenapa dia tidak mengajak Nadia ikut.

Aku mendatanginya, aku bertanya kenapa Nadia tidak ikut bersama mereka. Zia dan Novita bercerita tentang Nadia padaku. Nadia sebenarnya tidak ingin bersekolah disini, namun, kantor ayahnya yang dekat dengan sekolah ini, membuat dia memutuskan untuk bersekolah disini, supaya dia bisa berangkat sekolah bersama ayahnya. Nadia adalah anak yang pendiam, tak heran jika dia menghabiskan waktu luangnyauntuk membaca. Alas an mengapa dia tidak ikut pergi ke kantin karena dia masih malu, karena dia masih anak baru disini. Bel istirahat telah habis, kami kembali kedalam kelas. Aku terus memperhatikan Nadia. Disana aku tidak tega melihatnya sedang membaca buku sedangkan teman laki-lakiku tidak berhenti menjailinya.

Aku melamun tentangnya, sampai-sampai aku tidak sadar dipanggil dua sahabat perempuanku, zia ddan novita. Dua sahabatku ini tau aku sedang melamun tentang nadia. Dia menggombaliku agar aku cepat-cepat PDKT dengan Nadia lalu pacaran sama dia. Aku berpikir dua kali waktu Novita dan Zia berkata itu. Apakah iya aku berpacaran dengan anak yang pendiam, sedangkan aku anak yang bertingkah konyol setiap harinya.  Apakah aku tidak akan mengganggu kebiasaan membaca bukunya jika aku berpacaran dengannya. Bel pulang sekolah berbunyi. Aku pulang jalan kaki bersama Novita dan Zia, karena kebetulan rumahku dekat dengan sekolah. Aku melihat Nadia berdiri menunggu jemputan, namun sepertinya tidak ada yang menjemputnya.

Novita dan Zia menyuruhku untuk mengajaknya pulang bersama. Tapi aku masih malu kejadian tadi pagi. Dua sahabatku itu berlari kearah Nadia, mereka mengajak Nadia untuk pulang bersama. Aku terus diam ketika dalam perjalanan pulang, sehingga membuat Zia dan Novita merasa aneh denganku. Zia bertanya kepadaku apa yang sebenarnya terjadi, namun aku hanya mengatakan kepadanya aku hanya sedang sakit kepala, namun itu hanya alasanku untuk menutupi rasa malu ku. Kebetulan Nadia satu kompleks dengan kami, sehingga kita sampai rumah bersamaan.

Menjelang tidur, aku tidak berhenti memikirkan Nadia. Andai jika kata dua sahabatku itu benar-benar terjadi, apa yang kan terjadi kepada Nadia. Mungkin nadia akan jarang membaca bukunya.
Satu buan berlalu, nampaknya Nadia mulai nyaman bermain dengan kami, ya meskipun aku masih ada rasa malu terhadapnya. Nadia bercerita, bahwa aku, novita dan zia adalah teman terbaik yang dikenalnya disini. Dengna seiringnya Nadia bermain dengan kami, Nadia sedikit menyimpan rasa padaku. Menurutnya aku adalah anak yang polos serta konyol yang selalu membuat dia tertawa sehingga membuat hidupnya tidak membosankan. Aku juga dinilai sebagai anak yang cerdas, cerdik, dan mempunyai tekad yang tinggi untuk mengejar cita-cita seperti impianku. Semua itu dikatakannya pada Novita dan Zia.

Namun aku berpikir dua kali, hal apa yang akan terjadi pada Nadia, apakah dia akan tetap akan menjadi gadis polos yang rajin membaca buku, atau justru menjadi malas karenaku. Zia dan Novita juga mengatakan itu pada Nadia. Hati Nadia tersentak, betapa terharunya Nadia mendengar ucapan dari Novita dan Zia akan kepedulianku terhadap kebiasaan hidupnya. Aku senang akan apa reaksi Nadia setelah mendengar apa yang dikatakan dua sahabatku ini. Nadia tetaplah Nadia. Ketika dia bermain dengan kami, dia merasa sepertia apa yang kita lakukan setiap hari, tidak ada rasa apapun ketika bermain dengannya, ya meskipun Nadia dan juga aku saling menyembunyikan rasa yang sebenarnya ada. Novita dan Zia tidak tinggal diam, sampai kapan aku dan Nadia akan saling menyembunyikan perasaan yang sebenarnya ini.

Aku sebagai laki-laki dituntut oleh sahabat perempuanku untuk mencari cara paling romantic untuk menembak Nadia menjadi pacarku. Aku melamun di depan rumah, aku melihat dua burung merpatiputih yang saling berdiri bersampingan diatas pohon layaknya orang pacaran. Dari situ aku ambil ide untuk cara terbaik menembak Nadia. Aku cepat-cepat memangil Novita dan Zia untuk membantuku membuat ratusan burung dari kertas. Burung-burung kertas bewarnaitu aku ibaratkan sebagai burung merpati, dimana burung merpati jantan hanya satu kali seumur hidup membuahi satu burung merpati betina. Esoknya, sepulang sekolah, Novita dan Zia mengajak Nadia untuk ke halaman sekolah, ketika Novita dan Zia pergi, aku dating menghapiri Nadia.


Sebelumnya Novita dan Zia sudah siap diatas dengan membawa ratusan burung kertas. Dan pada puncaknya, aku menyatakan cinta pada Nadia, aku menyatakan cinta sembari dihujani ratusan burung kertas bewarna-warni. Burung kertas itu ibaratkan burung merpati, sedangkan warna-warni yang dihasilkan adalah warna dimana kita akan menjalani kisah cinta kita nanti. Nadia tidak tahu harus menjawab apa waktu itu, dia terpukau akan rencanaku untuk menyatakan perasaanku padanya.dia terharu, dan yang paling aku sukai waktu itu, dia menerima cintaku. Aku sangat merasa dihargaiatas usahaku merencanakan semua ini. Aku kemudian memeluknya, dan mengatakan terima kasih karna sudah menerima cintaku dan menghargai usahaku dalam merencanakan semua ini.

Minggu, 15 Maret 2015

Dendam Michela




Sore itu aku pulang dari kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Kulangkahkan kakiku untuk segera pulang ke rumah. Aku melamun ditengah sunyinya jalanan saat itu. Aku berjalan melewati tempat pembuangan akhir sampah.
Saat itu angin berhembus kencang, kakiku tiba-tiba tersandung sesuatu yang membuatku hampir terjatuh. Walaupun aku berjalan sambil melamun, namun sungguh aku melangkah dengan pelan-pelan. Ketika aku melihat kebawah , ternyata itu hanya sebuah boneka. “Hei boneka jelek apa ini?” pikirku dengan keheranan. Aku memungut bonekanya walaupun kotor,  ini adalah boneka gadis kecil polos warna kuning dengan senyum manis, boleh lah untuk ku bawa pulang kerumah.

Tepat pukul lima sore aku sampai di rumah, dan aku taruh boneka itu dalam lemari yang terletak di gudang kosong belakang rumahku. Malam itu aku berpikir akan boneka itu, siapa dia sebenarnya, darimana asalnya. Aku dihantui oleh rasa penasaran malam itu, aku berpikir untuk memeriksa ke gudang tapi aku takut pergi kesana sendirian. Aku berpikir dua kali untuk keselamatanku di gudang nanti. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memberanikan diri menuju gudang sendirian,
Ketika aku membuka pintu gudang, dan aku menyalakan lampu, aku sangat terkejut saat itu. Boneka yang tadinya kutaruh dalam lemari tiba-tiba duduk dibawahku termenung. Aku berpikir kalau boneka itu Cuma jatuh dari lemari. Setelah rasa penasaranku hilang, aku mengembalikan boneka itu ketempat asalnya. Aku mengunci gudang dan membiarkan lampu gudang tetap menyala, lalu aku kembali ke dalam rumah. Namun ada keganjilan ketika aku kembali, pintu itu tiba-tiba terbuka dengan sendiri, tepat didepan pintu itu, boneka yang tadi aku taruh di lemari kembali duduk termenung sambil menatapku, kali ini aku kembali menutup pintu dan kembali kerumah.
Esoknya aku berangkat ke sekolah, aku berjalan melewati tempat pembuangan akhir sampah dimana aku pertama kali menemukan boneka itu. Aku sedikit merinding jika melewati tempat itu. Siang waktu aku sampai dirumah, ada suara gaduh didalam gudang, aku pikir itu suara ayah yang lagi membersihkan gudang. Ketika aku memeriksa apakah itu ayah atau bukan, aku terkejut ketika masih ada suara gaduh didalam gudang sedangkan pintu gudang terkunci. Aku memberanikan diriuntuk yang kedua kalinya masuk gudang. Sesampainya aku di dalam, aku mencari boneka itu dilemari, namun dilemari itu isinya kosong, hanya ada jarring laba-laba yg menandakan bahwa lemari itu sudah cukup tua. Aku terus mencari dimana boneka itu, namun aku tidak kunjung menemukannya. Akhirnya, aku memutuskan kembali untuk kembali kedalam rumah untuk berganti pakaian. Ketika aku membalikkan badan, tiba-tiba boneka itu ada didepanku dengan senyum manis dari jahitan benang. Aku mendesah ketakutan, boneka yang tadinya tidak kutemukan, sekarang muncul didepanku secara misterius. Aku memutuskan untuk memungutnya dari gudang dan kubawa ke dalam rumah.
Pukul delapan malam aku berpikir, kenapa aku selalu kepikiran tentang boneka itu. Lelahnya otak setelah melawan aktivitas seharian, membuatku tertidur begitu saja tanpa berdoa terlebih dahulu. Aku lupa ya Tuhan. Dalam tidur aku bermimpi boneka itu. Ia masuk kedalam kamarku dengan dua pisau berkarat dimasing-masing tangannya dengan mata yang menyala-nyala. Ia mengatakan bahwa dia masih mepunyai dendam yang belum terbalaskan kepada pemiliknya yg telah membuang dirinya. Dia dibuang karena dia sudah rusak. Dia digantikan dengan boneka lain yang lebih bagus dan wangi aromanya, hal itulah yang membuati ia memiliki rasa dendam yang membara kepada pemiiknya. Tapi sampai saat ini dia tidak kunjung menemukan pemiliknya. Dia dating dimimpiku hanya untuk mengucapkan terima kasih kepadaku  dan memintaku untuk membantu menemukan pemiliknya, atau hanya sekedar bermain dengannya.
Esok harinya, ketika aku terbangun, aku tidak melihat boneka iitu didalam rumah. Dan anehnya, ketika aku memeriksa ke gudang, dia benar-benar mirip seperti yang ada di mimpiku. Dia berada diatas lemari dengan membawa dua pisau berkarat dan menyala sembari menatap padaku. Aku mengambilnya secara perlahan dengan lembut, tiba-tiba matanya yang menyala tadi kini meredup seperti semula. Aku mengelus pipinya dan membawanya ke dalam rumah dengan sedikit gemetar. Aku berpikir jika misalkan boneka itu diberi nama yang pantas buat boneka itu, aku menggunakan otak untuk berpikir ke masalalu. Tidak membutuhkan waktu lama buatku berpikir, dan akhirnya aku juga nama yang pas buat boneka itu. Boneka itu kuberi nama MICHELA. Michela adalah gadis berusia 6 tahun yang terkena penyakit kanker darah. Setiap malam, mata Michela menyala, kedua tangannya membawa pisau berkarat. Dia selalu mencari pemiliknya, namun tak kunjung ditemui. Setiap sore hingga malam aku selalu menghiburnya, dia suka dengan permainan petak umpet. Setiap kali bermain petak umpet, dia tidak kesulitan mencariku, katanya, dia selalu disampingku, tepatnya dipundak kiriku. Aku bukanlah anak yang pendendam, tapi, jika ada salah satu temanku atau orang lain yang membuatku kecewa, Michela tidak segan-segan untuk membuat hidup orang tersebut sangat membosankan, sehingga memungkinkan orang tersebut untuk melakukan bunuh diri. Jika orang itu tidak juga bunuh diri, Michela akan menghunuskan pisau berkaratnya padaorang tersebut ketika akan tertidur. Setiap malam Michela akan selalu hadir.
Disamping orang yang telah membuatku kecewa untuk mengusiknya. Setiap satu nyawa melayang ditangan Michela, akan lebih mudah mengantarkan dirinya kepada pemilik aslinya. Dan juga jika Michela sudah menemui pemiliknya, Michela akan langsung membunuhnya. Dan dengan terbunuhnya pemilik Michela dendamnya telah terbalaskan sudah. 

Senin, 09 Maret 2015

My Self

pukul 2 dini hari, tepat tanggal 11 oktober 1998. lahir seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki, mempunyai lesung pipi sebelah kanan, sebenernya 2, jika saja yang kiri terlihat tidak samar. bayi itu adalah gue. nama gue Fazrin Abdillah, kalian boleh panggil gue "Faz". gue punya sejarah panjang tentang panggilan gue. waktu gue masih kecil, orang-orang susah buat manggil gue dengan sebutan "Fazrin". gue dulu itu dipanggil "Feri", entah siapa yang pertama kali manggil gue dengan sebutan itu. setelah lulus SD, gue perkenalan diri di SMP dengan nama "Fazrin", sejak itu gue dipanggil "Fazrin". gue dipanggil Fazrin gak terlalu lama, karena kelas 9 SMP gue dipanggil "Faz". gue dipanggil "Faz" karena dsiplay name bbm gue "Faz Abdillah", gue aja gak nyadar kalau display name gue kayak gitu. Tapi ya begitu lah yang namanya sejarah, baik buruk tetap saja itu kenangan manis

                Zodiak gue Libra, menurut gue sih zodiak yang pas buat anak yang lahir ditanggal, bulan, tahun yang urut kebawah. tanggal, bulan, dan tahun yang urut kebawah cukup membuat gue khawatir akan masa depan gue, takutnya gue setiap harinya mengalami perilaku yang menurun, bukanya lebih baik, malah lebih buruk. tapi itu hanya tanggal kelahiran gue dan gue percaya bahwa Allah SWT menggizinkan gue untuk menikmati dunia ini ditanggal, bulan, dan tahun yang baik. Gue sudah 194 bulan lamanya membumi di Sidoarjo, Jawa Timur. atau bisa dibilang 16 tahun 4 bulan. Gue sekolah di SMA Unggala Sidoarjo, dan gue alumni dari SMPN 2 Wonoayu. Cita-cita gue menjadi masinis akan gue kejar sampai tercapai dari sekarang. dan gue pengen jadi generasi penerus Ki Prana Lewu.

            Gue suka uji nyali. Disisi lain, gue pingin silaturrahim dengan makhluk ghaib (jin). gue sebenernya tidak tau apa-apa tentang jin. gak sengaja lihat acara "Masih Dunia Lain", gue mulai suka dengan makhluk ghaib (jin). gue dulu asal asalan  bedain mana jin dan mana syaitan. Gue belajar tentang jin 90% dari acara-acara tv, terutama "Masih Dunia Lain". Ternyata jin dan syaitan itu beda. Jin itu diantaranya pocong, kuntilanak, banaspati, bahurekso, dll. jika selama ini kalian menganggap  pocong, kuntilanak, dll itu syaitan itu salah.Syaitan itu yang suka menggoda iman manusia, Selain jin dan Syaitan, gue juga tau apa itu siluman. Gue dulu sih pernah dibilang kalo otak gue agak geser gara-gara suka hal-hal ghaib, tapi ingat, kalian juga harus menghargai makhluk ghaib (jin) dan yang lain. Jika kalian menganggap jin di luar negeri itu lebih serem daripada jin Indonesia itu salah, yang benar adalah jin Indonesia lebih kuat daripada jin-jin diseluruh dunia terutama pulau jawa. Di pulau Jawa jin nya terkuat di duni, tapi yang paling kuat itu di Jawa Timur, tepatnya di kota Banyuwangi. Banyuwangi jin nya terkuat di dunia, ada beberapa hal yang membuat Banyuwangi menjadi kota dengan jin terkuat di dunia, seperti jin Banyuwangi paling tua dibandingkan dengan kota-kota lain. Selain itu, dulu (mungkin) hingga sekarang banyuwangiterkenal dibuat untuk mencari ilmu hitam. Gue suka dengan hal Ghaib bukan untuk kesetanan.tapi untuk mengetahui dan menghargai bangsa jin.
                   
          selain suka dengan hal ghaib, gue juga hoby menulis. gue hoby menulis di mulai semenjak SMA ini. jati diri gue dibangkitkan sama sahabat gue sendiri. sebelumnya gue nggak tau apa enaknya jadi penulis, ternyata gue betah lama-lama dengan hoby menulis gue. gue jadi pinter nyari inspirasi/imajinasi. twitter adalah media buat gue untuk berkarya. gue bisa tweet tentang hal ghaib dan juga inspirasi/imajinasi gue sebagai penulis.